Sabtu, 11 Februari 2012

asal mula kejadian alam menurut al quran


BAB II
PEMBAHASAN
A. Asal Mula Kejadian Alam Semesta
1. Pegertian
Alam semesta atau jagat raya adalah suatu ruangan yang maha besar yang didalamnya terdapat kehidupan yang biotik dan abiotik, serta didalamnya terjadi segala peristiwa alam baik yang dapat diungkapkan manusia maupun yang tidak dapat diungkapakan.
B. Teori Mengenai Alam Semesta
Ada beberapa teori mengani alam semesta antara lain adalah sebagai berikut :
1. “Big BangTeory” yang menganggap bahwa alam semesta ini terjadi akibat dari ledakan satu gumpalan zat raksasa. Dengan kata lain, bahwa alam semesta ini asalnya berupa satubenda raksasa saja, kemudian pecah akibat tekanan tenaga dalam ditengah-tengahnya sehingga pecah menjadi berkeping-keping dan kepingan itu menjadi benda-benda alam.
2. “Stady State Theory” yaitu anggapan orang yang mengatakan bahwa alam semesta ini sudah ada selamnya seperti susunan sekarang ini. Dan zat-zat terus menerus terbentul.
3. “Occilating Theory” yaitu pendapat yang mengatakan bahwa alam semesta ini tetap dalam keadaan melar dan menciut dalam jangka waktu ribuan juta tahun.
C. Asal Mula Kejadian Alam Menurut Ilmu Pengatahuan
George Ganow berpendapat : pada saat-saat permulaan dari timbulnya akan alam semesta ini, ialah semua massa (benda-benda) yang akan membentuk alam semesta seperti galaxy-galaxy, semua nabula gas-gas, matahari, bintang-bintang, seluruh planet dan satelit serta zat-zat kosmos lainnya, berkumpul menjadi satu dibawah tekananyang maha tinggi dan sangat kuat, sehingga menyebabkan pecah dan runtuh berantakan (collapse). Hal ini yang disebut meledak dengan berkeping-keping, keping-kepingan itu akhirnya menjadi bintang-bintang, matahri kita, planet-planet, sateli-sateli, galaxy-galaxy, nabula, benda-benda semesta lainya bertaburan memenuhi ruang kosong.
D. Asal Mula Terjadinya Alam Menurut Al-Qur’an
Proses terjadinya alam menurut Al-Qur’an ialah sebagai berikut :
1. Allah SWT menjelaskan dalam Al-Qur’an yang berbunyi :
 Artinya : “Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih merupakan asap … “ (Q.S.Fushilat : 11)
Ayat tersebut jelas menunjukkan bahwa langit pada mulanya berupa asap, dengan demikian, tidak mustahil apabila bumi dahulunya berasaldari asap atau gas juga, mengingat bumi asalnya bersatu dengan langit.
2. Didalam Al-Qur’an juga diterangkan yang artinya :
“Apakah kamu yang lebih sulit penciptaannya atau kah langit ? Allah telah membinanya, Dia meninggikan bangunannya lalu menyempurnakannya. Dia menjadikan malamnya gelap gulita dan menjadikan siangnya terang benderang. Dan bumi sesudah itu dihamparkan-Nya”(An-Nazi’at Ayat 27-30)
Ayat-ayat tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa tatkala langit belum disempunakan. Belum ada siangdan malam, maka bumi belum terhampar, dengan demikian mungkin ia masih labil. Cair dan belum menentu wujudnya, dan mungkin tidak rata, benjol-benjol sekali, tetapi setelah langit disempurnakan segala sesuatunya, dan siang malam diadakan, maka jadilah bumi ini terhampar karena pengaruh hal tersebut.
Kami akan coba menjelaskan prosesnya sebagai berikut:
”Apakah kamu lebih sulit penciptaanya ataukah langit? Allah telah membinanya [27] Dia meninggikan bangunannya lalu menyempurnakannya [28] dan Dia menjadikan malamnya gelap gulita, dan menjadikan siangnya terang benderang [29] Dan bumi sesudah itu dihamparkan-Nya [30] Ia memancarkan daripadanya mata airnya, dan (menumbuhkan) tumbuh-tumbuhannya [31] Dan gunung-gunung dipancangkan-Nya dengan teguh [32] (semua itu) untuk kesenanganmu dan untuk binatang-binatang ternakmu [33]”
(Q.S. An-Nazi’at: 27-33)
Dari sejumlah ayat Al-Qur’an yang berkaitan dengan enam masa, Surat An-Nazi’at ayat 27-33 tersebut dapat menjelaskan tahapan enam masa secara kronologis. Urutan masa tersebut sesuai dengan urutan ayatnya, sehingga dapat diuraikan sebagai berikut:
  • Masa I (”Apakah kamu lebih sulit penciptaanya ataukah langit? Allah telah membinanya [27]): penciptaan langit pertama kali
Pada Masa I, alam semesta pertama kali terbentuk dari ledakan besar yang disebut ”big bang”, kira-kira 13,7 milyar tahun lalu. Bukti dari teori ini ialah adanya radiasi kosmik di langit yang berasal dari semua arah. Bigbang adalah awal penciptaan runag, waktu, dan materi. Mareti awal awal Hidrogen. Hidrogen menjadi bahan pembentuk bintang, dalam bahasa Al-Quran disebut dukhan. Awan hidrogen itu berkondensasi sambil berputar dan memadat. Ketika temperatur dukhan mencapai 20 juta derajat celcius, mulailah terjadi reaksi nuklir yang membentuk Helium. Reaksi nuklir inilah yang menjadi sumber energi bintang dengan mengikuti persamaan E=mc2, besarnya energi yang dipancarkan sebanding dengan selisih massa (m) Hidrogen dan Helium.
Selanjutnya, angin bintang menyembur dari kedua kutub bakal bintang itu (protostar), menyebar dan menghilangkan debu yang mengelilinginya. Sehingga, selimut gas yang tersisa berupa piringan, yang kemudian membentuk planet-planet. Awan Hidrogen dan bintang-bintang terbentuk dalam kumpulan besar yang disebut galaksi.
Di alam semesta galaksi sangta banyak membentuk struktur filamen (untaian) dan void (rongga). Jadi, alam semesta yang kita kenal sekarang bagaikan kapas, terdapat bagian yang kosong dan bagian yang terisi

  • Masa II (Dia meninggikan bangunannya lalu menyempurnakannya [28]): pengembangan dan penyempurnaan
Dalam ayat 28 di atas terdapat kata ”meninggikan bangunan” dan ”menyempurnakan”. Kata ”meninggikan bangunan” ditafsirkan dengan alam semesta yang mengembang, sehingga galaksi-galaksi saling menjauh dan langit terlihat makin tinggi. Ibaratnya sebuah roti kismis yang semakin mengembang, dengan kismis tersebut dianggap sebagai galaksi. Jika roti tersebut mengembang maka kismis tersebut pun akan semakin menjauh satu sama lain.
Mengembangnya alam semesta sebenarnya adalah kelanjutan big bang. Jadi, pada dasarnya big bang bukanlah ledakan dalam ruang (seperti meledaknya bom), melainkan proses pengembangan ruang alam semesta secara cepat.
Sedangkan kata ”menyempurnakan”, menunjukkan bahwa alam ini tidak serta merta terbentuk, melainkan dalam proses evolusi yang terus berlangsung. Kelahiran dan kematian bintang yang terus terjadi. Penyempurnaan alam terus berlangsung.
  • Masa III (Dia menjadikan malamnya gelap gulita, dan menjadikan siangnya terang benderang [29): pembentukan tata surya termasuk Bumi
Surat An-Nazi’ayat 29 menyebutkan bahwa Allah menjadikan malam yang gelap gulita dan siang yang terang benderang. Ayat tersebut dapat ditafsirkan sebagai penciptaan matahari sebagai sumber cahaya dan Bumi yang berotasi, sehingga terjadi siang dan malam. Pembentukan tata surya sama dengan proses pembentukan bintang umumnya, dari dukhan, walau sudah tidak murni Hidrogen lagi.
  • Masa IV (bumi sesudah itu dihamparkan-Nya [30]): Evolusi Bumi
Penghamparan yang disebutkan dalam ayat 30, dapat diartikan sebagai pembentukan superkontinen Pangaea di permukaan Bumi yang kemudian terpisah-pisah menjadi beberapa benua.
Masa III hingga Masa IV ini juga bersesuaian dengan Surat Fushshilat ayat 9 yang artinya, “Katakanlah: ‘Sesungguhnya patutkah kamu kafir kepada yang menciptakan bumi dalam dua masa dan kamu adakan sekutu-sekutu bagi-Nya?’ (Yang bersifat) demikian itu adalah Rabb semesta alam”.
  • Masa V (Ia memancarkan daripadanya mata airnya, dan (menumbuhkan) tumbuh-tumbuhannya [31]): pengiriman air ke Bumi melalui komet
Ayat ini menceritakan mulai adanya air di bumi dan makhluk hidup yang pertama adalah tumbuhan. Air di bumi, berdasarkan kajian astronomi tidak dihasilkan sendiri oleh bumi, tetapi berasal dari komet yang menumbuk Bumi. Hal ini dibuktikan dari rasio Deuterium dan Hidrogen pada air laut yang sama dengan rasio pada komet. Deuterium adalah unsur Hidrogen yang massanya lebih berat daripada Hidrogen pada umumnya.
  • Masa VI (Dan gunung-gunung dipancangkan-Nya dengan teguh [32] (semua itu) untuk kesenanganmu dan untuk binatang-binatang ternakmu [33]”): proses geologis serta lahirnya hewan dan manusia
Dalam ayat 32 di atas, disebutkan ”…gunung-gunung dipancangkan dengan teguh.” Artinya, gunung-gunung terbentuk setelah penciptaan daratan, pembentukan lautan air, dan munculnya tumbuhan pertama. Gunung-gunung terbentuk dari interaksi antar lempeng ketika superkontinen Pangaea mulai terpecah. Kemudian, setelah gunung mulai terbentuk, terciptalah hewan dan akhirnya manusia sebagaimana dalam suatu. Jadi, usia manusia relatif masih sangat muda dalam skala waktu geologi.
Jika diurutkan dari Masa III hingga Masa VI, maka empat masa tersebut dapat dikorelasikan dengan empat masa dalam Surat Fushshilat ayat 10 yang berbunyi, ”Dan dia menciptakan di bumi itu gunung-gunung yang kokoh di atasnya. Dia memberkahinya dan Dia menentukan padanya kadar makanan-makanan (penghuni)nya dalam empat masa. (Penjelasan itu sebagai jawaban) bagi orang-orang yang bertanya”.
Demikianlah penafsiran enam masa penciptaan alam dalam Al-Qur’an, sejak kemunculan alam semesta hingga terciptanya manusia. Wallahu a’lam bishshowab.


















1 komentar:

  1. maaf tidak saya cantumkan daftar pustaka,karena saya lupa linknya ketika copy file ni

    BalasHapus