Jumat, 02 Desember 2011

filsafat al razi


BAB II
PEMBAHASAN

FILSAFAT AL-RAZI
A. BIOGRAFI AL-RAZI

   Nama lain dari Al-Razi adalah Abu Bakar Muhammad Ibnu Zakaria Ibnu Yahya Al-Razi, beliau dilahirkan di Ray pada 1 Sya’ban 251 H (204-395). Masa mudanya, beliau menjadi tukang intan, penukar uang, dan sebagai pemusik kecapi. Ia cukup respek terhadap ilmu kimia, sehingga kedua matanya buta akibat eksperimen yang dilakukannya.
    Al-Razi juga belajar ilmu kedokteran (Obat-Obatan ). Dengan tekun seorang dokter dan filosof yang lahir di meru pada tahun 192 H/ 808 M. yang bernama Ali Ibnu Robban Al-Thabari , Al-Razi terkenal sebagai seorang dokter yang dermawan, penyayang pada pasiennya, karena itu dia sering memberikan pengobatan Cuma-Cuma pada orang miskin, namun ungkapan Abdul Latif Muhammad Al-Abd terlalu berlebihan, yang menyatakan Al-Razi tidak memiliki harta sampai dia meninggal dunia, kenyataannya ia sering pulang pagi antara baghdad dan Ray, hal ini menunjukkan bahwa beliau masih punya uang.
Menurut al-nadim Al-Razi belajar filsafat kepada Al-Baikhi, menguasai filsafat dan ilmu-ilmu kuno. Disiplin ilmu al-razi meliputi falak, matematika, kimia, kedokteran, dan filsafat.
B. KARYA-KARYA AL-RAZI
       Al-Razi termasuk orang yang aktif dalam berkarya, buku-bukunya sangat banyak, bukunu-bukunya mencakup dunia kedokteran, ilmu fisika, logika, matematika, Astronomi, komentar-komentar, ringkasan dan ikhtisar, filsafat dan ilmu pengetahuan Hipotesis, Athiesme, dan campuran, karya- karya yang dimaksud adalah:
• Kitab al-asrar ( bidang kimia, diterjemahkan kedalam bahasa latin oleh Gerad Of Crenon ).
• Al-hawi adalah ensiklopodia kedokeran sampai abad ke 16 di eropa, setelah diterjemahkan kedalam bahasa latin tahun 1279 dengan judul Continens.
• Al-mansuri liber al-mansaris ( bidang kedokteran, 10 jilid).
• Kitab al-judar wa al-hasbah (tentang analisa penyakit cacar dan campak serta pencegahnya, sedangkan dalam bidang filsafat.
• Al-Thibb Al-Ruhani.
• Al-Sirah Al-Falsafiah
• Amarah Al- Iqbal Al-Dawlah
• Kitab Al-Lazd Dzah
• Kitab Al-Alim Al-Illahi
• Maqalah Fima Ba’ad Al-Thabi’iyyah
• Al-Shukuk ‘Ala Proclus
C. FILSAFAT AL- RAZI
    
Al- Razi adalah seorang rasionalis murni , hal itu terlihat dari karyannya Al-Thibb Al-Ruhani, ia menulis :” tuhan, sgala puji bagi-Nya yang sebanyak-banyak manfaat, inilah karunia terbaik tuhan kepada kita. Dengan akal kita dapat melihat segala yang berguna bagi kita dan yang membuat hidup kita baik, dengan akal kita dapat mengetahi yang gelap, yang jauh, dan yang tersembunyi dari kita. Dengan akal kita pula dapat memperoleh pengetahuan tentang tuhan.
Jika akal sedemikian penting dan mulia, kita tidak boleh menentukanya, kita tidak boleh melecehkanya, sebab ia adalah penentu, tetapi kita harus merujuk kepadanya dalam segala hal yang menentukan segala masalah denganya, kita harus sesuai dengan perintahnya.
1. Metafisikasinya
filsafat Al-Razi dikenal dengan ajaranya “ Lima Kekal” yakni :
• Allah Ta’ala
• Jiwa Universal
• Materi Pertama
• Ruang Absolute
• Masa Absolute.
Menurut Al-Razi, dua dari lima yang kekal iti hidup aktif yaitu tuhan dan jiwa/ roh universal, satu diantaranya tidak hidup dan fasif, yaitu materi dan dua lainya tidak hidup, tidak aktif dan tidak pula fasif, yakni ruang dan masa.
Allah adalah maha pencipta dan maha mengatur segala alam ini, alam diciptakan Allah bukan dari tiada, tetapi dari sesuatu yang telah ada, karena itu semestinya alam tidak kekal, sekalipun materi pertama kekal, sebab penciptaan disini dalam arti disusundari bahan yang telah ada.
Jiwa universal adalah merupakan Al-Mabda’ Al-Qadia Al-Sany (sumber kekal yang kedua). Pada benda-benda alam terdapat daya hidup dan gerak sehingga diketahui karena ia tanpa bentuk, yang berasal dari jiwa universal juga yang bersifat kekal, tapi karena ia dikuasai naluri untuk bersatu dengan al-hayula al-ula (materi pertama). Maka terjadilah pada zatnya bentuk yang dapat menerima fisik, sedangkan materi pertama tanpa fisik, kesenangan dan kebahagiaan yang sebenarnya adalah melepaskan diri dari materi dengan jalan berfilsafat.
2. Moral
pemikiran Al-Razi tentang moral tertuang dalam ukunya Al-Thibb Al-Ruhanni dan Al-Sirah Al-Falsafiyah, bahwa tingkah laku haruslah bedasarkan bentuk rasio, hawa nafsu harus berada dibawah kendali akal dan agama. Ia memperingatkan bahaya meminum khamar yang dapat mrusak akal dan melanggar ajaran agama bahkan dapat mengakibatkan penderita penyakit jiwa dan raga yang pada giliranya menghancurkan manusia.
Factor jiwa menjadi salah satu dasar pengobatan Al-Razi, menurutnya terdapat hubungan yang erat antara tubuh dan jiwa, misalnya emosi jiwa yang berlebihan akan mempengaruhi keseimbangan tubuh, sehingga timbul keragu-raguan. Sedangkan kebahagiaan menurut al-razi adalah kembalinya apa yang telah tersingkir karena sesuatu yang telah berbahaya. Al-Razi mengutuk cinta sebagai suatu berlebihan dan ketundukan kepada hawa nafsu, ia juga mengutuk kepongahan dan kelengahan, karena hal itu menghalangi orang dari belajar dan bekerja dengan baik.
Dusta adalah suatu kebiasaan buruk, dusta dibedakan kepada dua: untuk kebaikan yang sifatnya terpuji, dan untuk kejahatan sifatnya tercela. Jadi nilai dusta terletak pada niat, persetubuhan apabila berlebihan tidak baik bagi tubuh, karena akan mempercepat pada proses ketuaan, menjadi lemah dan menimbulkan berbagai penyakit lainya, sedangkan kecemasan yang berlebihan akan membawa seseorang kepada halusinasi dan bersikap loyo, sikap tamak dapat membawa kepada bencana. Karena itu perolehlah kedudukan lebih tinggi tanpa lelalui berbagai keanehan.
3. Kenabian
Al-Razi menyanggah anggapan bahwa untuk keteraturan kehidupan manusia memerlukan nabi, pendapat yang Controversial ini harus di fahami bahwa ia adalah seorang Rasionalis murni. Akal menurutnya adalah karunia Allah yang sangat terbesar untuk manusia, karena itu manusia tidak boleh menyia-nyiakan dan mengekang ruang gerak akal, akan tetapi memberi kebebasan sepenuhnya dalam segala hal.
Pandangan Al-Razi yang mengkultuskan kekuatan akal tersebut menjadikan ia tidak percaya kepada wahyu dan adanya nabi seperti yang di utarakan dalam bukunya Naqd Al-Adyan Aufi Al-Nubuwwah (kritik terhadap agama-agama atau terhadap kenabian). Menurutnya, nabi tidak berhak mengklaim dirinya sendiri sebagai seorang yang memiliki keistimewaan khusus, baik fikiran maupun rohani, karena semua orang itu adalah sama dan keadilan tuhan serta hikmah-Nya mengharuskan tidak membedakannya antara seseorang dengan yang lainya.
Perbedaan manusia timbul karena berlainan pendidikan dan berbedanya suasana perkembangannya, al-razi juga mengatakan tidak masuk akal tuhan mengutus para nabi, padahal mereka ( Nabi) juga tidak luput dari kesalahan atau kekeliruan. Setiap bangsa hanya percaya pada nabinya, dan tidak mengakui nabi bangsa lain, akibatnya terjadilah peperangan keagamaan dan perpecahan dan kebencian antara bangsa karena kefanatikan kepada agama bangsa yang dipeluknya.
Menurut Al-Razi kematian bukanlah suatu hal yang perlu ditakuti, karena bila tubuh hancur maka ruh juga hancur. Al-razi juga mengkritik kitab-kitab suci baik injil maupun al-qur’an, ia menolak mu’jijat al-qur’an baik dari segi isi maupun dari gaya bahasanya, menurutnta orang bisa saja menulis kitab yang lebih baik dan kata bahasa yang lebih indah. Dalam hal ini bukan berarti al-razi bukan seorang atheis, karena ia masih tetap meyakini adanya tuhan yang maha kuasa yakni Allah swt. Dan Al-Razi juga tidak lupa mengucapkan shalawat kepada Nabi saw.















BAB III
KESIMPULAN


    Al-Razi adalah seorang filosof yang hidup pada masa pendewaan akal secara berlebihan, ia seorang muslim, tapi muslim yang tidak sempurna, karena ia tidak mempercayai adanya wahyu dan kenabian. Ia seorang yang bertuhan dan mengakui adanya tuhan maha pencipta, tetapi ia tidak mengakui wahyu dan ajaran-Nya. Sebaliknya ia mempercayai kemajuan dan pemikiran manusia.
       Konsepsi filsafatnya yang paling menonjol, dan karena-nya menjadi ajaran pokok, adalah prinsip lima yang kekal, sebagai tengara keplatonikannya. Tetapi, prinsipnya bahwa dunia diciptakan dalam waktu dan bersifat sementara, membe­dakannya dari konsep Plato yang mempercayai bahwa dunia diciptakan dan bersifat (dalam waktu) abadi.

































DAFTAR PUSTAKA


Hasyim Syah Nasution, 2005, Filsafat Islam. Gaya Media Pratama : Jakarta.
Mustofa Ahmad. 2007. Filsafat Islam. Pustaka Setia Bandung.
Sirajudin Zar, 2004. Filsafat Islam. (Filosof Dan Filsafatnya): Padang.

makalah bimbingan dan konseling (penyusunan bk)


BAB I
PENDAHULUAN

Munculnya persepsi negative tentang BK dan tudingan tudingan miring terhadap guru BK antara lain di sebabkan ketidak tahuan akan tugas,peran,fungsi,dan tanggung jawab guru BK baik oleh guru mata pelajaran ,pengawas,kepala sekolah dan madrasah,para siswa,dan orang tua siswa maupun dari guru BK itu sendiri.selain itu ,bias di sebabkan oleh tidak disusunya program bimbingan dan konseling secara terencana dan sistematis di sekolah dan madrasah.
Bimbingan dan konseling merupakan bagian integral dan tidak terpisahkan dari proses pendidikan dan memiliki kontribusi terhadap keberhasilan proses pendidikan di sekolah dan madrasah.hal ini berarti proses pendidikan dan pembelajaran di sekolah dan madrasah tidak akan memperoleh hasil yang optimal tanpa di dukung oleh penyelenggaraan layanan bimbingan dan konseling yang baik.pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah dan madrasah hanya mungkin dapat di laksanakan secara baik apabila di programkan secara baik pula.
Agar pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah dan madrasah dapat terlaksana secara efektif dan efisien serta tujuanya dapat tercapai efektif dan efisien pula maka harus disusun programnya secara terencana dan sistematis.dengan perkataan lain,pelayanan BK di sekolah dan madrasah perlu direncanakan ,di laksanakan,dan di nilai secara sistematis sehingga di rasakan manfaatnya oleh berbagai pihak.










BAB II
PEMBAHASAN


A.PERENCANAAN PROGRAM BK DI SEKOLAH
Pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah dan madrasah terlaksana melalui sejumlah kegiatan bimbingan.secara umum program bimbingan merupakan suatu rancangan atau rencana kegiatan yang akan dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu.rancangan atau rencana kegiatan tersebut disusun secara sistematis,terorganisir,danterkoordinasi dalam jangka waktu tertentu.berdasarkan makna program secara umum di atas,dapat disusun rumusan program bimbingan dan konseling sebagai berikut:suatu rangkaian kegiaan bimbingan dan konseling yang tersusun secara sistematis,terencana,terorganisir,dan terkoordinasi selama periode waktu tertentu.
Berkenaan dengan perencanaan program BK di sekolah dan madrasah ,perlu di perhatikan hal-hal berikut:
1.studi kelayakan
Studi kelayakan merupakan refleksi tentang alasan alasan mengapa di perlukan suatu program bimbingan.stuudi kelayakan juga di perlukan untuk melihat program mana yang lebuh layak untuk di laksanaka dalam bentuk layanan bimbingan terhadap siswa.dari hasil studi kelayakan akan di peroleh kesimpulan bidang bidang atau lingkupbimbingan mana yang layak untuk di tuangkan dalam bentuk program bimbingan dan konseling.
2.penyusunan program bimbingan
Penyusunan program bimbingan harus merujuk kepada kebutuhan sekolah dan madrasah secara umum dan lingkup layanan bimbingan dan konseling di sekolah dan madrasah.
Lingkup layanan bimbingan dan konseling di sekolah dan madrasah dari aspek bidang pelayanan bimbingan dan konseling meliputi bidang:
a)      Pengebangan pribadi
b)     Pengembangan social
c)      Pengembangan kegiatan belajar
d)     Pengembangan karir
e)      Pengembangan kehidupan keluarga
f)       Pengembangan kehidupan beragama
Dari aspek jenis-jenis layanan BK meliputi:
a)      Layanan orientasi
b)     Layanan informasi
c)      Layanan penempatan atau penyaluran
d)     Layanan penguasaan konten
e)      Konseling perorangan
f)       Konseling kelompok
g)      Bimbingan kelompok
h)      Layanan konsultasi
i)        Layanan mediasi
Dari aspek pendukung meliputi:(a).aplikasi instrument (b).himpunan data (c).konfrensi kasus(d)kunjungan rumah(e)alih tangan kasus
Dari format layanan meliputi:(a)format individual (b)format kelompok (c)format klasikal (d)format lapangan (e)format politik
Hal hal yang perlu di perhatikan dalam menyusun rencana BK:(a)pola dasar mana yang perlu di pegang dan straegi mana yang perlu di terapkan (b)bidang-bidang atau lingkup bimbingan mana yang perlu di prioritaskan (c)bidang-bidang mana atau jenis layanan man yang sesuai untuk melayani kebutuhan para siswa (d)keseimbangan yang wajar antara pelayanan bimbingan secara kelompok dan secara individual (e)pengaturan pelayanan konsultasi (f)cara mengadakan evaluasi (g)pelayanan rutin dan incidental (h)tingkatan tingkatan kelas yang akan mendapat bimbingan tertentu (i)petunjuk petunjuk atau intruksi intruksi yang diberikan instansi yang berwenang (jika ada)dan sebagainya
Setelah rencana program disusun dengan memperhatikan hal hal di atas,selanjutnya dilakukan pembahasan dengan melibatkan berbagai pihak yang terkait di sekolah dan madrasah.penyusunan program BK merupakan tindak lanjut studi kelayakan,oleh sebab itu bias di laksanakan pada awal tahun atau setelah program semester berakhir.

3.Penyediaan sarana fisik dan teknis
Sarana fisik adalah semua peraltan atau perlengkapan yang dibutuhkan dalam rangka penyusunan program BK.
Saran teknis adalah alat-alat yang diperlukan untuk melaksanakan pelayanan bimbingan.
4.penentuan sarana personil dan pembagian tugas
Sarana personil adalah orang orang yang akan dilibatkan dalam penyusunan program BK dan mereka akan diberi tugas apa.
5.kegiatan kegiatan penunjang
Dalam penyusunan rencana program BK di sekolah dan madrasah diperlukan kegiatan kegiatan pendukung terutama pertemuan staff bimbingan dan hubungan dengan masyarakat atau instansi lain yang terkait dengan rencana program BK yang akan disusun.

B.PENYUSUNAN PROGRAM BK DI SEKOLAH DAN MADRASAH
Penyusunan program BK di sekolah dan madrasah menempuh langkah langkah sebagai berikut:
1.menentukan karakteristik siswa
Apabila program yang akan disusun adalah untuk tingkat satuan pendidikan sekolah menengah atas(SMA) atau madrasah aliyah ,harus memperhatikan karakteristik dan tugas tugas perkembangan siswa SMA dan MA.selanjutnya dari karakteristik siswa pada masing masing tingkat satuan penddikan diatas,akan diketahui kebutuhanya.dari situlah selanjutnya disusun program BK.
2.penyusunan program
Penyusunan program BK umumnya mengikuti empat langkah pokok,yaitu identifikasi kebutuhan,penyusunan rencana kerja,pelaksanaan kegiatan,dan penilaian kegiatan.keempat langkah diatas sebaiknya di lakukan secara berkesinambungan.
Pertama,identifikasi kebutuhan.program yang baik adalah program ysng sesuai dengan kebuthan siswa.
Kebuthan siswa antara lain (a)kebutuhan akan informasi tentang cara-cara belajar yang baik(b)kebutuhan tentang perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta dampaknya (c)kebuthan akan karir karir tertentu (d)kebutuhan akan informasi tentang cara cara pengembangan potensi diri,cara cara bergaul, (e)kebuthan untuk bisa eksis.T.hani handoko (1999)mengutip pendapat maslow menyatakan bahwa kebutuhan individu terdiri dari:
  1. kebutuhan aktualisasi diri dan pemenuhan diri
  2. kebutuhan harga diri
  3. kebutuhan social
  4. kebutuhan keamanan dan rasa aman
  5. kebutuhan fisiologis
kedua,penyusunan rencana kegiatan.rencana kegiatan bimbingan disusun atas dasar jenis jenis dan prioritas kebutuhan ,baik kebutuhan individu maupun  kebutuhan sekolah dan madrasah secara umum.
Ketiga,pelaksanaan kegiatan.pelaksanaan kegiatan merupakan realisasi rencana program bimbingan yang telah disusun.
Keempat,penilaian kegiatan.penilaian dilakukan terhadap semua kegiatan .hasil penilaian merupakan gambaran tentang proses selurh dan hasil yang dicapai disertai dengan rekomendasi tentang kegiatan berikutnya (follow up)







BAB III
KESIMPULAN

Hal hal yang perlu di perhatikan dalam perencanaan program BK di sekolah:
1.studi kelayakan
2.penyusunan program bimbingan
3.Penyediaan sarana fisik dan teknis
4.penentuan sarana personil dan pembagian tugas
5.kegiatan kegiatan penunjang

Penyusunan program BK di sekolah dan madrasah menempuh langkah langkah sebagai berikut:
1.menentukan karakteristik siswa
2.penyusunan program
Penyusunan program BK umumnya mengikuti empat langkah pokok,yaitu identifikasi kebutuhan,penyusunan rencana kerja,pelaksanaan kegiatan,dan penilaian kegiatan.keempat langkah diatas sebaiknya di lakukan secara berkesinambungan.














DAFTAR PUSTAKA
Drs.tohirin,M.pd,bimbingan dan konseling di sekolah dan madrasah(berbasis integrasi,raja grafindo persada,Jakarta:2007

Jumat, 25 November 2011

rahasia di balik musibah

RAHASIA DI BALIK MUSIBAH
Oleh : Ulis Tofa. Lc.
Sumber : Dakwatuna

Tidaklah Allah swt. menciptakan peristiwa, atau kejadian sesuatu yang sia-sia. Manusia dianjurkan untuk merenung dan mengambil pelajaran dari berbagai macam peristiwa yang terjadi. Islam sangat mendorong umatnya untuk menggunakan potensi yang Allah swt. berikan kepadanya; penglihatan, pendengaran, hati, panca indra yang lain agar difungsikan untuk merenung hikmah dibalik peristiwa.

قُلْ سِيرُوا فِي الأرْضِ ثُمَّ انْظُرُوا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُكَذِّبِينَ
Katakanlah: “Berjalanlah di muka bumi, kemudian perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan itu.” (QS. Al-An’am:11)

Ayat yang senada seperti di atas sangatlah banyak dalam Al-Qur’an. Dengan redaksi yang beragam, tapi kesimpulannya adalah satu, menggunakan pemberian Allah untuk merenung dan mengambil pelajaran yang sangat berharga dari berbagai peristiwa bencana yang terjadi silih berganti ini. Ada beberapa rahasia dibalik musibah dan bencana yang selama ini terjadi bahwa:
Pertama, Allah Penentu Kehidupan, Dzat yang Maha Perkasa.
Bahwa dibalik kehidupan ini ada yang punya, ada yang mengatur. Dialah Allah Rabbul Izzah, Tuhan yang memiliki kemuliaan dan keperkasaan. Di Genggaman-Nya lah semua kehidupan ini dikendalikan. Allah hanya butuh berkata “Kun Fayakun, terjadi! maka terjadilah”. Allah memiliki nama-nama, di antaranya; Al-Khaliq –Pencipta-, Al-Muhaimin –Yang Mengatur-, Al-Muhyi –Yang Menghidupkan-, Al-Mumit –Yang Mematikan-, Adh-Dhaar –Yang Memberi Madharat-, An-Nafi’ –Yang memberi Manfaat-, dst.
Manusia tidak bisa mengatur-atur. Manusia tidak mungkin bilang “hai merapi, berhenti meletus… dst”, sebagaimana yang kita dengar dari pusat ahli vulkanologi dan mitigasi bencana. Allah swt. punya kehendak-Nya sendiri, bahkan Kehendak itu sudah ditulis semenjak zaman azali. Allah swt. berfirman:

مَا أَصَابَ مِنْ مُصِيبَةٍ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي أَنْفُسِكُمْ إِلَّا فِي كِتَابٍ مِنْ قَبْلِ أَنْ نَبْرَأَهَا إِنَّ ذَلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ
“Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.” (Al-Hadid/57:22)

Perhatikan potongan akhir ayat akhir di atas “Sesungguhnya yang demikian itu mudah bagi Allah”

حدثنا عاصم ، قال : سمعت الحسن ، يقول في مرضه الذي مات فيه : « إن الله عز وجل قدر أجلا ، وقدر مصيبة ، وقدر معافاة ، وقدر طاعة ، وقدر معصية ، فمن كذب بالقدر فقد كذب بالقرآن ، ومن كذب بالقرآن ، فقد كذب بالحق »
Al-Hasan ketika menjelang mautnya berkata: “Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla mentaqdirkan ajal, dan mentaqdirkan musibah, mentaqdirkan kesehatan, mentaqdirkan ketaatan, mentaqdirkan kemaksiatan. Maka barangsiapa yang mengingkari taqdir, ia berarti mengingkari Al-Qur’an. Barangsiapa mengingkari Al-Qur’an, sungguh ia berarti mengingkari kebenaran.”
Kedua, Musibah Akibat Perbuatan Manusia
Musibah yang menimpa umat manusia adalah karena perbuatan mereka sendiri yang melanggar peraturan Allah, merusak ekosistem kehidupan, banyak melakukan kemaksiatan dan dosa, tidak menjalankan perintah dan syariat-Nya.

وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَنْ كَثِيرٍ (30) وَمَا أَنْتُمْ بِمُعْجِزِينَ فِي الأرْضِ وَمَا لَكُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ مِنْ وَلِيٍّ وَلا نَصِيرٍ (31

“Dan apa saja musibah yang menimpa kamu Maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu). Dan kamu tidak dapat melepaskan diri (dari azab Allah) di muka bumi, dan kamu tidak memperoleh seorang pelindung dan tidak pula penolong selain Allah. ” Syuro/42:30-31
Bukan karena ada unsur mistik, karena ini, karena itu, seperti karena bulan tertentu, karena hari tertentu dll. yang justeru merusak aqidah umat. Bencana karena ulah manusia, dan itu atas kuasa Allah swt.
Ketiga, Pahala Tergantung Besarnya Musibah

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ ، عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم ، أَنَّهُ قَالَ : إِنَّ أَعْظَمَ الْجَزَاءِ مَعَ عِظَمِ الْبَلاءِ ، وَإِنَّ اللَّهَ إِذَا أَحَبَّ قَوْمًا ابْتَلاهُمْ ، فَمَنْ رَضِيَ فَلَهُ الرِّضَا ، وَمَنْ سَخِطَ فَلَهُ السَّخَطُ
Dari Anas bin Malik ra. Rasulullah saw. bersabda: “Sesungguhnya besarnya pahala itu tergantung besarnya ujian. Dan sesungguhnya jika Allah mencintai suatu kaum, Allah mengujinya. Maka barangsiapa ridha dengan ujian Allah, baginya ridha –dari Allah-, sebaliknya, siapa yang murka, maka baginya murka –dari Allah-.” HR. At-Tirmidzi
Karena itu, tidak perlu putus asa, jangan sampai menggadaikan aqidah dengan
Keempat, Musibah Dalam Rangka Tamhis (Seleksi)
Kehidupan ini bukan statis, tapi berputar. Ada yang baik ada yang buruk, ada yang berhasil ada yang juga gagal. Itu semua adalah dalam rangka untuk menseleksi secara alamiah kualitas manusia, dan sebagai batu ujian; apakah ia lulus dengan predikat baik, lulus dengan catatan, atau malah gagal dalam menjalani usjian tersebut.

وَلَيَعْلَمَنَّ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا وَلَيَعْلَمَنَّ الْمُنَافِقِينَ
“Dan Sesungguhnya Allah benar-benar mengetahui orang-orang yang beriman: dan Sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang munafik.” Al-Ankabut/29:11
Ketika menjelaskan ayat ini, Mujahid berkomentar: “Manusia itu ada yang iman hanya di lisannya saja, maka ketika dia mendapatkan ujian, berupa kehilangan harta atau jiwa, sebagian manusia dilanda fitnah –goncang yang hebat-“ (Tafsir Al-Baghawi, Juz 6, Bab 11, Hal. 235)
Kelima, Istirja’ atau Mengembalikan Semua kepada Allah
Pertama kali menghadapi musibah, hendaknya iman yang berbicara, bukan hawa nafsu yang protes. Karena seseorang ditentukan oleh sikap pertama kalinya terhadap kejadian. Rasulullah saw. mengingatkan “Sesungguhnya sabar itu ketika merespon kejadian pertama kali.” Selanjutnya berdoa kepada Allah swt. agar diberikan pahala atas musibah itu dan memperoleh ganti yang jauh lebih baik.

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم إذا أصاب أحدكم مصيبة فليقل إنا لله وإنا إليه راجعون اللهم عندك احتسب مصيبتي فأجرني عليها وأبدلني بها خيرا منها
Rasulullah saw. bersabda: “Jika salah satu di antara kalian mendapatkan musibah, maka ucapkanlah; “Sesungguhnya kami milik Allah dan kami kembali kepada-Nya, “Allahumma ‘indaka ahtasibu mushibatii, fa ajirnii ‘alaihaa waabdilnii bihaa khairan minhaa. Ya Allah kepada-Mu saya ikhlaskan musibah yang menimpaku, maka berilah pahala kepadaku atas musibah ini, dan berilah saya ganti yang jauh lebih baik darinya.” Imam Muslim
Keenam, Musibah Menghapus Kesalahan dan Mengangkat Derajat
Inilah indahnya kehidupan bagi orang yang beriman. Ujian, bencana dan bala akan menggugurkan dosa-dosa dan sekaligus mengangkat derajatnya. Tidak sia-sia, tegantung ia meresponnya. Dari Aisyah ra. ia mendengar Rasulullah saw. bersabda:

عن عائشة قالت سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول « مَا مِنْ مُؤْمِنٍ تَشُوكُهُ شَوْكَةٌ فَمَا فَوْقَهَا إِلاَّ حَطَّ اللَّهُ عَنْهُ خَطِيئَةً وَرَفَعَ لَهُ بِهَا دَرَجَةً » رواه مسلم
“Tiada seorang mukmin yang tertusuk suatu duri atau bahkan yang jauh lebih sakit, kecuali Allah pasti akan menghapus kesalahan dan mengangkat derajat.” Imam Muslim
أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال : « عجبًا لأمرِ الْمُؤْمِن ، إِنَّ أمرهُ كُلَّهُ خيرٌ ، ولَيْسَ ذلِكَ لأحَد إلاَّ للمُؤْمنِ ، إن أصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَر ، فَكَانَ خَيْرًا لَهُ ، وإنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ ، فكَانَ خَيرًا لَهُ »
Rasulullah saw. bersabda: “Sungguh menakjubkan urusan seorang mukmin, semua urusannya baik baginya. Jika ia mendapatkan kebaikan, ia bersyukur. Jika sedangkan memperoleh keburukan, ia bersabar, kedua-duanya baik baginya, itu tidak dimiliki kecuali oleh orang mukmin.” Sahih Ibnu Hibban
Ketujuh, Musibah sebagai Peringatan
Kejadian bencana bisa dimaknai 3 hal; Pertama sebagai siksa, jika itu menimpa orang-orang yang tidak beriman. Kedua sebagai peringatan, jika menimpa orang-orang yang beriman tapi melakukan banyak dosa. Dan ketiga, sebagai sarana mengangkat derajat, yaitu bagi orang yang beriman, hamba-hamba Allah swt.
Allah swt. berfirman:
قُلْ أَرَأَيْتُمْ إِنْ أَخَذَ اللَّهُ سَمْعَكُمْ وَأَبْصَارَكُمْ وَخَتَمَ عَلَى قُلُوبِكُمْ مَنْ إِلَهٌ غَيْرُ اللَّهِ يَأْتِيكُمْ بِهِ انْظُرْ كَيْفَ نُصَرِّفُ الْآَيَاتِ ثُمَّ هُمْ يَصْدِفُونَ (46) öقُلْ أَرَأَيْتَكُمْ إِنْ أَتَاكُمْ عَذَابُ اللَّهِ بَغْتَةً أَوْ جَهْرَةً هَلْ يُهْلَكُ إِلَّا الْقَوْمُ الظَّالِمُونَ (47) وَمَا نُرْسِلُ الْمُرْسَلِينَ إِلَّا مُبَشِّرِينَ وَمُنْذِرِينَ فَمَنْ آَمَنَ وَأَصْلَحَ فَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ (48)ÇÍÑÈ وَالَّذِينَ كَذَّبُوا بِآَيَاتِنَا يَمَسُّهُمُ الْعَذَابُ بِمَا كَانُوا يَفْسُقُونَ (49)
46. Katakanlah: “Terangkanlah kepadaku jika Allah mencabut pendengaran dan penglihatan serta menutup hatimu, siapakah Tuhan selain Allah yang Kuasa mengembalikannya kepadamu?” perhatikanlah bagaimana Kami berkali-kali memperlihatkan tanda-tanda kebesaran (Kami), kemudian mereka tetap berpaling (juga).
47. Katakanlah: “Terangkanlah kepadaku jika datang siksaan Allah kepadamu dengan sekonyong-konyong, atau terang-terangan, Maka Adakah yang dibinasakan (Allah) selain dari orang yang zalim?”
48. dan tidaklah Kami mengutus Para Rasul itu melainkan untuk memberikan kabar gembira dan memberi peringatan. Barangsiapa yang beriman dan Mengadakan perbaikan, Maka tak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula mereka bersedih hati.
49. dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami, mereka akan ditimpa siksa disebabkan mereka selalu berbuat fasik.”
QS. Al-An’am: 46-49
Ketujuh, Musibah Menyempurnakan Iman

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:لَيْسَ بِمُؤْمِنٍ مُسْتَكْمِلِ الإِيمَانِ مَنْ لَمْ يَعُدَّ الْبَلاءَ نِعْمَةً، وَالرَّخاءَ مُصِيبَةً، قَالُوا: كَيْفَ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ قَالَ:لأَنَّ الْبَلاءَ لا يَتْبَعُهُ إِلا الرَّخَاءُ، وَكَذَلِكَ الرَّخَاءُ لا تَتْبَعُهُ إِلا الْمُصِيبَة وليس بمؤمن مستكمل الإيمان من لم يسكن في صلاته” قالوا: ولم يا رسول الله؟ قال: “لأن المصلي يناجي ربه فإذا كان في غير صلاة إنما يناجي ابن آدم”.
رواه الطبراني.
Rasulullah saw. bersabda: “Tiada dianggap mukmin yang sempurna imannya orang yang tidak menganggap suatu bala’ sebagai sebuah kenikmatan, dan suatu kemudahan sebagai musibah. Para sahabat bertanya: Bagaimana itu ya Rasulullah? Rasul menjawab; “Karena tiak menyertai balak itu kecuali adanya kemudahan. Demikian juga dengan kemudian itu akan disertai dengan musibah.” Ath-Tabrani.
Allah swt. berfirman:
فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا (5) إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا (6) فَإِذَا فَرَغْتَ فَانْصَبْ (7) وَإِلَى رَبِّكَ فَارْغَبْ (8)
(5).Karena Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, (6) Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. (7) Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain. (8). dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.” QS. Al-Insyirah:5-8.

Dibalik bencana ada hikmah, ada pelajaran, ada kebaikan. Mari kita renungkan, kita temukan rahasia di balik bencana yang selama ini terjadi. Allahu a’lam

Selasa, 22 November 2011

inkuri lagi


1. METODE INKUIRI
1.1  Definisi Metode Inkuiri
Salah satu metode pembelajaran dalam bidang Sains, yang sampai sekarang masih tetap dianggap sebagai metode yang cukup efektif adalah metode inquiry. David L. Haury dalam artikelnya, Teaching Science Through Inquiry (1993) mengutip definisi yang diberikan oleh Alfred Novak: inquiry merupakan tingkah laku yang terlibat dalam usaha manusia untuk menjelaskan secara rasional fenomena-fenomena yang memancing rasa ingin tahu. Dengan kata lain, inquiry berkaitan dengan aktivitas dan keterampilan aktif yang fokus pada pencarian pengetahuan atau pemahaman untuk memuaskan rasa ingin tahu (Haury, 1993).
Menurut Mulyani Sumantri (1999) Metode inkuiri (penemuan) adalah cara penyajian pelajaran yang memberi kesempatan pada siswa untuk menemukan informasi dengan tanpa bantuan guru.

Menurut Sumantri M. Dan Johar Permana (2000:142) adalah cara penyajian pelajaran dengan memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menemukan informasi dengan atau tanpa bantuan guru. Metode Inkuiri memungkinkan para peserta didik menemukan sendiri informasi-informasi yang diperlukan untuk mencapai tujuan belajarnya, karena Metode Inkuiri melibatkan peserta didik dalam proses-proses mental untuk penemua suatu konsep berdasarkan informasi-informasi yang diberikan guru.
Menurut Moedjiono, dkk (1992) mengatakan bahwa metode penemuan adalah bentuk intraksi belajar mengajar yang yang memberi kesempatan kepada siswa untuk menemukan informasi.
Dalam makalahnya Haury menyatakan bahwa metode inquiry membantu perkembangan antara lain scientific literacy dan pemahaman proses-proses ilmiah, pengetahuan vocabulary dan pemahaman konsep, berpikir kritis, dan bersikap positif. Dapat disebutkan bahwa metode inquiry tidak saja meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep-konsep dalam Sains saja, melainkan juga membentuk sikap keilmiahan dalam diri siswa.
Metode inquiry merupakan metode pembelajaran yang berupaya menanamkan dasar-dasar berfikir ilmiah pada diri siswa, sehingga dalam proses pembelajaran ini siswa lebih banyak belajar sendiri, mengembangkan kreativitas dalam memecahkan masalah. Siswa benar-benar ditempatkan sebagai subjek yang belajar. Peranan guru dalam pembelajaran dengan metode inquiry adalah sebagai pembimbing dan fasilitator. Tugas guru adalah memilih masalah yang perlu disampaikan kepada kelas untuk dipecahkan. Namun dimungkinkan juga bahwa masalah yang akan dipecahkan dipilih oleh siswa. Tugas guru selanjutnya adalah menyediakan sumber belajar bagi siswa dalam rangka memecahkan masalah. Bimbingan dan pengawasan guru masih diperlukan, tetapi intervensi terhadap kegiatan siswa dalam pemecahan masalah harus dikurangi (Sagala, 2004)
Jadi Metode Inkuiri adalah pelaksanaan belajar mengajar dengan cara siswa mencari dan menemukan konsep dengan atau bantuan dari guru.
1.2  Komponen umum metode inkuiri
Walaupun dalam praktiknya aplikasi metode pembelajaran inquiry sangat beragam, tergantung pada situasi dan kondisi sekolah, namun dapat disebutkan bahwa pembelajaran dengan metode inquiry memiliki 5 komponen yang umum yaitu Question, Student Engangement, Cooperative Interaction, Performance Evaluation, dan Variety of Resources (Garton, 2005).
Question.
Pembelajaran biasanya dimulai dengan sebuah pertanyaan pembuka yang memancing rasa ingin tahu siswa dan atau kekaguman siswa akan suatu fenomena. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya, yang dimaksudkan sebagai pengarah ke pertanyaan inti yang akan dipecahkan oleh siswa. Selanjutnya, guru menyampaikan pertanyaan inti atau masalah inti yang harus dipecahkan oleh siswa. Untuk menjawab pertanyaan ini – sesuai dengan Taxonomy Bloom – siswa dituntut untuk melakukan beberapa langkah seperti evaluasi, sintesis, dan analisis. Jawaban dari pertanyaan inti tidak dapat ditemukan misalnya di dalam buku teks, melainkan harus dibuat atau dikonstruksi.
Student Engangement.
                    Dalam metode inquiry, keterlibatan aktif siswa merupakan suatu keharusan sedangkan peran guru adalah sebagai fasilitator. Siswa bukan secara pasif menuliskan jawaban pertanyaan pada kolom isian atau menjawab soal-soal pada akhir bab sebuah buku, melainkan dituntut terlibat dalam menciptakan sebuah produk yang menunjukkan pemahaman siswa terhadap konsep yang dipelajari atau dalam melakukan sebuah investigasi.
Cooperative Interaction.
                   Siswa diminta untuk berkomunikasi, bekerja berpasangan atau dalam kelompok, dan mendiskusikan berbagai gagasan. Dalam hal ini, siswa bukan sedang berkompetisi. Jawaban dari permasalahan yang diajukan guru dapat muncul dalam berbagai bentuk, dan mungkin saja semua jawaban benar.
Performance Evaluation.
                   Dalam menjawab permasalahan, biasanya siswa diminta untuk membuat sebuah produk yang dapat menggambarkan pengetahuannya mengenai permasalahan yang sedang dipecahkan. Bentuk produk ini dapat berupa slide presentasi, grafik, poster, karangan, dan lain-lain. Melalui produk-produk ini guru melakukan evaluasi.
1.3  Alasan Penggunaa Metode Inkuiri
a)    Alasan penggunaan Metode Inkuiri dalam pembelajaran menurut Sumantri M dan Johar Permana (2000: 142-143) adalah sebagai berikut:
Perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan yang pesat
Seiring dengan perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan yang pesat , guru dituntut untuk kreatif dalam menyajikan pembelajaran agar anak didik dapat menguasai pengetahuan sesuai dengan perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan. Salah satu langkah guru dalam menyikapi hal tersebut adalah menyajikan pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri.
b)    Belajar tidak hanya diperoleh dari sekolah, tetapi juga dari lingkungan
Kita harus menanamkan pemahaman anak didik bahwa belajar tidak hanya diperoleh dari sekolah tetapi juga dari lingkungan sedini mungkin. Metode Inkuipi dapat membantu guru dalam menanamkan pemahaman tersebut. Metode ini mengajak siswa untuk belajar mandiri dengan maupun tanpa bimbingan dari guru.Siswa mwngembangkan kemampuan yang diperoleh dari lingkungannya untuk menemukan suatu konsep dalam pembelajaran.
c)     Melatih peserta didik untuk memiliki kesadaran sendiri tentang kebutuhan belajarnya Metode ini menekankan pada keaktifan siswa mnemukan suatu konsep pembelajaran dengan kemampuan yang dimilikinya. Dengan langkah pembelajaran tersebut aka siswa akan dapat memiliki kesadaran tentang kebutuhan belajarnya.
d)    penanaman kebiasaan belajar berlangsung seumur hidup
Penanaman kebiasaan untuk belajar berlangsung seumur hidup dapat dilaksaakan dengan metode inkuiri. Dalam metode ini siswa diarahkan untuk selalu mengembangkan pola pikirnya dalam mengembangkan konsep pembelajaran. Siswa dituntut untuk selalu mencari pengetahuan yang menunjang pemahaman siswa terhadap konsep pembelajaran. Hal inilah yang menjadi langkah awal guru dalam penanaman terhadap siswa tentang pengertian bahwa belajar berlangsung seumur hidup.
dan Menemukan sendiri tentang konsep yang dipelajari siswa akan lebih memahami ilmu dan ilmu tersebut akan bertahan lama.
1.4  Langkah-langkah Metode Inkuiri
Langkah-langkah yang ditempuh dalam penggunaan metode inkuiri menurut Ibrahim dan Nur, (2000: 13), antara lain sebagai berikut:
  1. Orientasi siswa pada masalah
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran , menjelaskan logistik yangdibutuhkan dan memotivasi siswa terliibat pada aktivitas pemecahan masalah.
  1. Mengorganisasikan siswa dalam belajar
Guru membantu siswa adalam mengidentifikasi dan mengorganisasikan tugas tugas yang berkaitan dengan masaklah serta menyediakan alat
  1. Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok
Guru mendporongsiswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen yangberkaitan dengan pemecahan masalah
  1. Menyajikan atau mempresentasdikan hasil kegiatan
Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan dan model yang membantui mereka untuk berbagi tugas dengantemannya.
  1. Mengevaluasi kegiatan
Guru membantu sisa untuk merefleksi pada penyelidikan dan proses penemuan yang digunakan
Langkah yang digunakan dalam metode inkuiri dimulai dengan mengajarkan beberapa pertanyaan dengan memberikan beberapa informasi secara singkat, diluruskan agar tidak tersesat. Berdasarkan bahan yang ada sisawa didorong untuk berfikir sendiri sehingga dapat menemukan prinsip umum. Seberapa jauh guru dalam membimbing siswa tergantung pada kemampuan siswaa dan matero yang dipelajari. Metode inkuiri memberi kesempatan siswa menyelidiki dan mewnarik kesimpulan.
1.5  Tujuan Metode Inkuiri
Adapun tujuan dari metode inkuiri adalah sebagai berikut:
a)    Meningkatkan keterlibatan peserta didikdalam menemukan dan memproses bahan pelajarannya.
b)    Mengurangi ketergantungan siswa pada guru untuk mendapatkan pelajarannya
Melatih peserta didik dalam menggali dan memanfaatkan lingkungan asebagai sumber belajar yang tidakada habisnya
c)     Memberi pengalaman belajar seumur hidup
d)    Meningkatkabn ketrlibatan peserta didikdalam menemukan dan memrosesbahan pelajarannya.
e)    Mengurangi ketergantungna peserta didik padaguru untuk mendaopatkan pengalaman belajarnya
f)      Melatih peserta didik menggali dan memanfaaatkan liongkunean sebagai sumber belajar yang tidak ada habisnya.
g)    Memberi pengalaman belajar seumur hidup
1.6  Kebaikan Metode Inkuiri
Menurut Mulyani Sumantri dan Johar Permana (2000:143) kebaikan metode inkuiri adalah:
a)    Siswa ikut berpartisispasi secaraaktif didalam kegiatan belajarnya, sebab metode inkuiri menekankan poad proses pengolahan infpormasi pada peserta didik
Siswa benar-benar dapat memahami suatu konsep dan rumuis, sebab siswa mengalami sendiri proses untuk mendapatkan konsep atau rumus tersebut.
b)    Metode ini memungkinkan sikap ilmia h dan menimbulakan semangat ingintahu para siswa.
c)     Dengan menemukan sendiri siswa merasa sanbgat puas dengasn demikian kepuasa mental sebagai nilai intrinsik siswa terpenuhi.
d)    Guru tetap memiliki kontak pribadi
e)    Penemuan yang diperoleh peserta didik dapat menjadi kepemilikan yang sangan sulit dilupakan.
f)      Memberikan kesempatan pada siswa untuk maju berkelanjutan sesuai dengan kemampuan sendiri.
g)    Memungkinkan bagi siswa untuk memperbaiki dan memperluas kemampuan intelektual secara mandiri.
1.7  Kelemahan Metode Inkuiri
a)    Kurang berhasil bila jumlah siswa dalam jumlah yang banyak dalam satu kelas
b)    Sulit menerapkan metode ini karena guru dan siswa sudah terbiasa dengan metode ceramah dan tanya jawab
c)     Pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri lebih menekankan pada penguasaan kognitif dan mengabaikan aspek keterampilan, nilai dan sikap
d)    Kebebasan yangyang diberikan kepada siswa tidakselamanya dapat dimanfaatkan secara optimal dan sering terjadisiswa kebingungan
e)    Memerlukan sarana dan fasilitas

sumber:
himitsuqalbu.wordpress.com

perbandingan teori belajar


PERBANDINGAN TEORI BELAJAR BEHAVIOR, KOGNITIF, HUMANISTIK, DAN SIBERNETIK
KONSEP
BEHAVIOR
KOGNITIF
HUMANISTIK
SIBERNETIK
PENGER-TIAN
Belajar: perubahan perilaku, bila mampu menunjukkan perubahan perilaku;
Belajar adalah perubahan persepsi dan pemahaman (yang tidak selalu berupa perubahan perilaku)
Tujuan ”memanusiakan manusia”, lambat laun dapat mengaktualisa-sikan dirinya, eklektif.
Berkembang sejalan dengan ilmu informasi. Belajar adalah pengo-lahan informasi.
PEMBE-LAJARAN
Stimulus dan respon, apa yang terjadi pada diri indi-vidu tidak diperhatikan faktor lain penguatan atau “reinforcement” (positif dan negatif); Pelopor : Pavlov, Thorndike, Skinner, Guthrie, Hull, Watson.
Setiap orang telah mempunyai pengalaman dan penge-tahuan didalam dirinya, dan tertata dalam bentuk “struktur kognitif”, pembelajaran akan berhasil bila materi baru bersinambung dengan stuktur kognitif yang sudah ada. Ada tiga teori (1) Perkembangan Piaget, (2) Kognitif Bruner, dan (3) Bermakna Ausubel
Terwujud teori Bloom dan Krathwohl (taksonomi: kognitif, afektif, dan psikomotor) ; Kolb dengan “belajar 4 tahap: konkrit, aktif reflektif, konseptualisasi, dan eksperimentasi aktif); Honey dan Mumford (dengan 4 Tipe Mhs: aktifis, reflektor, teoris, dan prag-matis); Habermas (dengan 3 Tipe Belajar: Teknis, Praktis, dan Emansipatoris)
Pembelajaran berlang-sung sejalan dengan “Sistem informasi”. Tidak ada satu pun  cara belajar ideal untuk segala situasi. Landa (pendekatan “algorit-mik”,dan “heuristik); Pask dan Scott (tipe mhs : “wholist”, dan “serialist”).
KRITIK
Kurang mampu menjelas-kan proses belajar yang kompleks; hasil belajar tidak hanya bisa obervable terlalu menyederhanakan masalah belajar yang se-sungguhnya, tidak semua hasil belajar bisa diamati.
Lebih dekat kepada Psikologi daripada teori belajar, aplikasi dalam pembelajaran tidak mu-dah. Kurang bisa memahami struktur kognitif mhs, apalagi kalau dipilah menjadi bagian yang diskrit. Pada tahap lanjut (advanced) sulit memahami dan mengidentifikasi pengetahuan dan pengalaman mhs yang sudah ada dan dimiliki.
Sukar diterapkan dalam konteks yang lebih praktis. Terlau dekat dengan dunia filasafat.
Karena lebih menekan-kan kepada sistem in-formasi yang akan di-pelajari, kurang terha-dap proses pembela-jaran berlangsung. Sulit untuk dipraktekkan

KONSEP
BEHAVIOR
KOGNITIF (Piaget)
HUMANISTIK
SIBERNETIK
APLIKASI
  1. Menentukan tujuan
  2. Materei pelajaran
  3. Mengkaji sistem informasi (materi)
  4. Menyusun sesuai de-ngan sist. Informasi
  5. Menyajikan materi dan membimbing mhs dengan pola sesuai materi pela-jaran
  6. Menentukan tujuan
  7. Menentukan materi pelajaran
  8. Menentukan topik-topik yang mungkin dipelajari secara aktif (dengan bimbingan minimum dari dosen)
  9. Menentukan dan merancangkegiatan belajar yang cocok untuk topik-topik yang kaan dipelajari mahasiswa.
  10. Mempersipakan pertanyaan yang dapat memacu kreatifitas mahasiswa untuk berdiskusi atau bertanya.
  11. Mengevaluasi proses dan hasil belajar
  12. Menentukan tujuan instr.
  13. Menentukan materi pelajaran
  14. Mengidentifkasi “entry behavior” mahasiswa
  15. Mengidentifikasi topik-topik
  16. Mendesain wahana yang akan digunakan untuk belajar
  17. Membimbing mahasiswa belajar secara aktif
  18. Membimbing mahasiswa memahami hakekat makna dan pengalaman belajar
  19. Membimbing mahasiswa membuat konseptualisasi pengalaman tersebut
  20. Membimbing mahasiswa sampai mampu mengaplikasi-kan konsep-konsep baru ke situasi baru.

10.  Mengevaluasi proses dan hasil belajar
  1. Menentukan tujuan
  2. Menentukan materi pelajaran
  3. Mengkaji sistem informasi (materi)
  4. Menyusun sesuai de-ngan sist. Informasi
  5. Menyajikan materi dan membimbing mhs dengan pola sesuai materi pela-j