Sabtu, 11 Februari 2012

problem solving


Pemecahan masalah yang efektif

As a university student you are likely to be involved with a wide range of activities on campus, at work, in your home, with your friends. Sebagai mahasiswa Anda akan cenderung untuk terlibat dengan berbagai kegiatan di kampus, di tempat kerja, di rumah Anda, dengan teman-teman Anda. At some time during these activities, challenges or issues or problems will arise. Pada beberapa waktu selama kegiatan ini, tantangan atau isu-isu atau masalah akan timbul. Most students deal with challenges daily and solve problems almost automatically. Sebagian besar mahasiswa menghadapi tantangan sehari-hari dan memecahkan masalah hampir secara otomatis. Sometimes, however, there will be a significant issue which is difficult to solve quickly or automatically. Kadang-kadang, bagaimanapun, akan ada isu signifikan yang sulit untuk memecahkan dengan cepat atau secara otomatis. You will then want to know, 'How do I solve this problem?' Anda kemudian akan ingin mengetahui, 'Bagaimana saya menyelesaikan masalah ini? " The first aim of the following information is to help you answer that question. Tujuan pertama dari informasi berikut adalah untuk membantu Anda menjawab pertanyaan itu.
In addition to assisting you with an immediate issue, problem solving is also a life skill. Selain membantu Anda dengan masalah langsung, pemecahan masalah juga merupakan keterampilan hidup. The University considers that problem solving is such an important skill that it focuses on its students becoming ' effective problem solvers by applying logical, critical and creative thinking to a range of problems ' (Word doc 45.5kb). Universitas menganggap bahwa pemecahan masalah adalah keterampilan yang sangat penting yang berfokus pada siswa menjadi "pemecah masalah yang efektif dengan menerapkan logis, kritis dan kreatif untuk berbagai macam masalah '(Word doc 45.5kb). And so the second aim of this Learning Guide, is to help you become an 'effective problem solver'. Sehingga tujuan kedua Panduan Belajar ini, adalah untuk membantu Anda menjadi seorang "pemecah masalah yang efektif '.

What is problem solving? Apa pemecahan masalah?

Problem solving is a tool, a skill and a process. Pemecahan masalah adalah suatu alat, keahlian dan suatu proses. It is a tool because it can help you solve an immediate problem or to achieve a goal. Ini adalah perangkat karena dapat membantu Anda segera memecahkan masalah atau untuk mencapai tujuan. It is a skill because once you have learnt it you can use it repeatedly, like the ability to ride a bicycle, add numbers or speak a language. Ini adalah suatu keterampilan karena setelah Anda belajar, Anda bisa menggunakannya berulang-ulang, seperti kemampuan untuk naik sepeda, tambahkan nomor atau berbicara bahasa. It is also a process because it involves taking a number of steps. Juga suatu proses karena melibatkan mengambil sejumlah langkah.
You can engage in problem solving if you want to reach a goal and experience obstacles on the way. Anda dapat terlibat dalam pemecahan masalah jika anda ingin mencapai tujuan dan mengalami hambatan di jalan. As a student, your goals are likely to be many and varied. Sebagai mahasiswa, tujuan Anda cenderung banyak dan beragam. You might want to write more effectively, increase the number of your friends, get a job, become computer literate, buy a car or improve your fitness. Anda mungkin ingin menulis lebih efektif, meningkatkan jumlah teman-teman Anda, mencari pekerjaan, menjadi melek komputer, membeli mobil atau meningkatkan kebugaran Anda. So it is likely that in working towards your goals you will encounter some barriers. Jadi kemungkinan bahwa dalam bekerja menuju tujuan Anda Anda akan menemukan beberapa hambatan.
At the point at which you come up against a barrier you can engage in a problem solving process to help you achieve your goal. Pada titik di mana Anda datang melawan penghalang Anda dapat terlibat dalam proses pemecahan masalah untuk membantu Anda mencapai tujuan Anda. Every time you use a problem solving process you are increasing your problem solving skills. Setiap kali Anda menggunakan proses pemecahan masalah Anda meningkatkan kemampuan memecahkan masalah Anda.

A seven-step problem solving cycle Sebuah tujuh-langkah pemecahan masalah siklus

There are a variety of problem solving processes but each process consists of a series of steps, including identifying an issue, searching for options and putting a possible solution into action. Ada berbagai proses pemecahan masalah proses tetapi masing-masing terdiri dari serangkaian langkah, termasuk mengidentifikasi masalah, mencari pilihan dan solusi yang mungkin meletakkan ke dalam tindakan. It is useful to view problem solving as a cycle because, sometimes, a problem needs several attempts to solve it, or the problem changes. Hal ini berguna untuk melihat pemecahan masalah sebagai sebuah siklus karena, kadang-kadang, suatu masalah perlu beberapa upaya untuk memecahkannya, atau masalah perubahan. Figure 1 shows a seven-step problem solving cycle. Gambar 1 menunjukkan sebuah tujuh-langkah pemecahan masalah siklus.
To solve a problem, take the steps, one at a time. Untuk memecahkan masalah, mengambil langkah-langkah, satu per satu waktu.
Diagram yang menunjukkan 7 tujuh langkah pemecahan masalah siklus

Step 1. Langkah 1. Identify the problem Mengidentifikasi masalah

The first step you need to take is to identify and name the problem so that you can find an appropriate solution. Langkah pertama yang perlu Anda ambil adalah untuk mengidentifikasi dan nama masalah sehingga Anda dapat menemukan solusi yang tepat. Sometimes you might be unsure about what the problem is: you might just feel general anxiety or be confused about what is getting in the way of your goals. Kadang-kadang Anda mungkin tidak yakin tentang apa masalah adalah: Anda mungkin hanya merasa kecemasan umum atau menjadi bingung tentang apa yang menghalangi tujuan Anda. If it is a personal problem you can ask yourself, your friends or a counsellor, 'What is the problem which is getting in the way of me achieving my goal'. Jika masalah pribadi Anda dapat bertanya pada diri sendiri, teman-teman Anda atau seorang konselor, "Apa masalah yang semakin dalam cara saya mencapai tujuan saya". If it is an academic issue you can ask yourself, 'What is hindering me from completing this task', and you can consult with your tutor, supervisor or a Learning Adviser to clarify the issue. Jika ini adalah masalah akademis, Anda dapat bertanya pada diri sendiri, 'Apa yang menghalangi aku dari menyelesaikan tugas ini', dan Anda dapat berkonsultasi dengan tutor Anda, pembimbing atau Penasihat Belajar untuk memperjelas masalah.

Step 2. Langkah 2. Explore the problem Explore masalah

When you are clear about what the problem is you need to think about it in different ways. Ketika Anda jelas tentang apa masalah yang Anda harus berpikir tentang hal ini dengan cara yang berbeda. You can ask yourself questions such as: Anda dapat bertanya pada diri sendiri pertanyaan seperti:
  • 'How is this problem affecting me?' "Bagaimana masalah ini mempengaruhi saya?"
  • 'How is it affecting others?' "Bagaimana mempengaruhi orang lain?"
  • 'Who else experiences this problem?' 'Siapa lagi yang pengalaman masalah ini? "
  • 'What do they do about it?' "Apa yang mereka lakukan?"
Seeing the problem in different ways is likely to help you find an effective solution. Melihat masalah dalam berbagai cara yang mungkin untuk membantu Anda menemukan solusi yang efektif.

Step 3. Langkah 3. Set goals Tetapkan tujuan

Once you have thought about the problem from different angles you can identify your goals. Sekali Anda telah memikirkan masalah itu dari sudut yang berbeda Anda dapat mengidentifikasi tujuan-tujuan Anda. What is it that you want to achieve? Apa yang ingin Anda capai? Sometimes you might get so frustrated by a problem that you forget to think about what you want. Kadang-kadang Anda mungkin akan begitu frustrasi dengan masalah yang Anda lupa untuk berpikir tentang apa yang Anda inginkan. For example, you might become ill, struggle to complete a number of assignments on time and feel so unmotivated that you let due dates pass. Sebagai contoh, Anda mungkin menjadi sakit, perjuangan untuk menyelesaikan beberapa tugas pada waktu dan merasa sangat termotivasi bahwa Anda membiarkan lewat jatuh tempo. It is important at this time to consider the question, 'What is my immediate goal?' Hal ini penting pada saat ini untuk mempertimbangkan pertanyaan, 'Apa tujuan segera saya? " Do you want to: Apakah Anda ingin:
  • improve your health? meningkatkan kesehatan Anda?
  • increase your time management skills? meningkatkan keterampilan manajemen waktu Anda?
  • complete the assignments to the best of your ability? menyelesaikan tugas untuk yang terbaik dari kemampuan Anda?
  • finish the assignments as soon as possible? menyelesaikan tugas secepat mungkin?
If you decide your goal is to improve your health, that will lead to solutions which are different from those linked to the goal of completing your assignments as soon as possible. Jika Anda memutuskan tujuan Anda adalah untuk meningkatkan kesehatan Anda, yang akan mengarah pada solusi yang berbeda dari yang terkait dengan tujuan menyelesaikan tugas Anda sesegera mungkin. One goal may lead you to a doctor and/or to take leave of absence from university; the other goal may lead you to apply for extensions for your assignments. Satu tujuan dapat mengarahkan Anda ke dokter dan / atau mengambil cuti dari universitas; tujuan lain dapat mengarahkan Anda untuk mengajukan permohonan ekstensi untuk tugas Anda. So working out your goals is a vital part of the problem solving process. Jadi bekerja di luar tujuan Anda adalah bagian penting dari proses pemecahan masalah.

Step 4. Langkah 4. Look at Alternatives Lihatlah Alternatif

When you have decided what your goal is you need to look for possible solutions. Ketika Anda telah memutuskan apa tujuan Anda adalah Anda perlu mencari solusi yang mungkin. The more possible solutions you find the more likely it is that you will be able to discover an effective solution. Semakin banyak solusi yang mungkin Anda menemukan semakin besar kemungkinan Anda akan dapat menemukan solusi yang efektif. You can brain-storm for ideas. Anda dapat otak-badai untuk ide-ide. The purpose of brain-storming is to collect together a long list of possibilities. Tujuan dari brainstorming adalah untuk mengumpulkan bersama sebuah daftar panjang kemungkinan. It does not matter whether the ideas are useful or practical or manageable: just write down the ideas as they come into your head. Tidak peduli apakah ide ini berguna atau praktis atau dikelola: hanya menuliskan ide-ide ketika mereka datang ke kepala Anda. Some of the best solutions arise from creative thinking during brain-storming. Beberapa solusi yang terbaik muncul dari pemikiran kreatif selama brainstorming. You can also seek ideas about possible solutions from friends, family, a partner, a counsellor, a lecturer, books or the internet. Anda juga dapat mencari ide tentang kemungkinan solusi dari teman-teman, keluarga, pasangan, seorang konselor, dosen, buku atau internet. The aim is to collect as many alternative solutions as possible. Tujuannya adalah untuk mengumpulkan sebanyak mungkin alternatif solusi.

Step 5. Langkah 5. Select a possible solution Pilih solusi yang mungkin

From the list of possible solutions you can sort out which are most relevant to your situation and which are realistic and manageable. Dari daftar solusi yang mungkin Anda dapat memilah-milah yang paling relevan dengan situasi Anda dan yang realistis dan dapat dikelola. You can do this by predicting outcomes for possible solutions and also checking with other people what they think outcomes might be. Anda dapat melakukan ini dengan memprediksi hasil untuk solusi yang mungkin dan juga memeriksa dengan orang lain apa yang mereka pikir mungkin hasil. For example, if a possible solution is withdrawing from a course and it seems realistic and manageable to you, you can check with university staff how withdrawing will affect your grade for that course, your future enrolment and your Higher Education Contributions. Misalnya, jika solusi yang mungkin adalah menarik diri dari program studi dan tampaknya realistis dan dapat dikelola dengan Anda, Anda bisa mengecek dengan staf universitas bagaimana menarik akan mempengaruhi nilai untuk kursus itu, masa depan Anda pendaftaran dan Anda Kontribusi Pendidikan Tinggi. And if you are receiving a Centrelink Allowance you will need to check with Centrelink whether or not withdrawal from a course will affect your payment. Dan jika Anda menerima tunjangan dari Centrelink, Anda akan perlu memeriksa dengan Centrelink atau tidak penarikan diri dari sebuah kursus akan mempengaruhi pembayaran Anda. When you have explored the consequences, you can use this information to identify the solution which is most relevant to you and is likely to have the best outcomes for your situation. Ketika Anda telah menjelajahi konsekuensi, Anda dapat menggunakan informasi ini untuk mengidentifikasi solusi yang paling relevan bagi Anda dan cenderung memiliki hasil yang terbaik untuk situasi Anda.

Step 6. Langkah 6. Implement a possible solution Menerapkan solusi

Once you have selected a possible solution you are ready to put it into action. Setelah Anda memilih salah satu solusi yang mungkin Anda siap untuk memasukkannya ke dalam tindakan. You will need to have energy and motivation to do this because implementing the solution may take some time and effort. Anda akan perlu untuk memiliki energi dan motivasi untuk melakukan hal ini karena pelaksanaan solusi tersebut mungkin memakan waktu dan usaha. (If the solution had been easy to find and do, you would have probably already done it.) You can prepare yourself to implement the solution by planning when and how you will do it, whether you talk with others about it, and what rewards you will give yourself when you have done it. (Jika telah solusi mudah untuk menemukan dan lakukan, Anda mungkin akan sudah melakukannya.) Anda dapat mempersiapkan diri untuk menerapkan solusi dengan perencanaan kapan dan bagaimana Anda akan melakukannya, apakah Anda berbicara dengan orang lain tentang hal itu, dan apa imbalan Anda akan memberi Anda sendiri ketika Anda telah melakukannya.

Step 7. Langkah 7. Evaluate Evaluasi

Just because you have worked your way through the problem solving process it does not mean that, by implementing the possible solution, you automatically solve your problem. Hanya karena Anda telah bekerja jalan Anda melalui proses pemecahan masalah itu tidak berarti bahwa, dengan menerapkan solusi yang mungkin, Anda secara otomatis memecahkan masalah Anda. So evaluating the effectiveness of your solution is very important. Jadi mengevaluasi efektivitas solusi Anda sangat penting. You can ask yourself (and others) : Anda dapat bertanya pada diri sendiri (dan orang lain):
  • 'How effective was that solution?' 'Bagaimana solusi efektif itu? "
  • 'Did it achieve what I wanted?' "Apakah itu mencapai apa yang saya inginkan?"
  • What consequences did it have on my situation?' Apa konsekuensi melakukannya terhadap situasi saya? "
If the solution was successful in helping you solve your problem and reach your goal, then you know that you have effectively solved your problem. Jika larutan berhasil dalam membantu Anda memecahkan masalah Anda dan mencapai tujuan Anda, maka Anda tahu bahwa Anda telah secara efektif memecahkan masalah Anda. If you feel dissatisfied with the result, then you can begin the steps again. Jika Anda merasa tidak puas dengan hasilnya, maka Anda dapat memulai langkah-langkah lagi. Viewing problem solving as a cycle may help you recognise that problem solving is a way of searching for a solution which will lead to different possible solutions, which you can evaluate. Melihat pemecahan masalah sebagai siklus dapat membantu Anda mengenali bahwa pemecahan masalah adalah cara mencari solusi yang akan mengarah pada solusi yang mungkin berbeda, yang dapat Anda mengevaluasi. If you have solved the problem you have found an effective solution. Jika Anda telah memecahkan masalah Anda telah menemukan solusi yang efektif. If you judge the problem has not been solved you can look for, and try, alternative possibilities by beginning the problem solving cycle again. Jika Anda menilai masalah belum diselesaikan Anda dapat mencari, dan mencoba, kemungkinan alternatif oleh awal siklus pemecahan masalah lagi.

When to use problem solving Kapan menggunakan pemecahan masalah

You can problem solve anytime you have a problem to solve or a goal to achieve. Anda dapat memecahkan masalah kapan saja Anda punya masalah untuk memecahkan atau untuk mencapai tujuan. You can use the problem solving model to look for solutions to issues connected with your study, relationships, work or sport. Anda dapat menggunakan model pemecahan masalah untuk mencari solusi untuk masalah-masalah yang berhubungan dengan studi Anda, hubungan, pekerjaan atau olahraga. You can take the problem solving steps by yourself, with a friend, or in a group. Anda dapat mengambil langkah-langkah pemecahan masalah sendiri, dengan teman, atau dalam kelompok. Problem solving with others is often very effective because you have access to a wide variety of viewpoints and potential solutions. Pemecahan masalah dengan orang lain sering kali sangat efektif karena Anda memiliki akses ke berbagai sudut pandang dan solusi potensial. The problem solving model is a useful resource for you to utilise in your personal, academic and professional lives. Model pemecahan masalah adalah sumber daya yang berguna bagi Anda untuk memanfaatkan pribadi Anda, akademik dan kehidupan profesional.

Conclusion Kesimpulan

Problem solving is a skill and a process which you can learn. Pemecahan masalah adalah keterampilan dan proses yang dapat Anda pelajari. You can implement the process to help you solve a problem by following the seven steps outlined in this Learning Guide. Anda dapat melaksanakan proses untuk membantu Anda menyelesaikan masalah dengan mengikuti tujuh langkah yang diuraikan dalam Panduan Belajar ini. Once you have learned the steps and begun to implement the process, problem solving will be a new skill which you have acquired and can be used at university, home and in the workplace. Sekali Anda telah mempelajari langkah-langkah dan mulai melaksanakan proses pemecahan masalah akan menjadi suatu keterampilan baru yang Anda peroleh dan dapat digunakan di universitas, rumah dan di tempat kerja.

Resources Resources


asal mula kejadian alam menurut al quran


BAB II
PEMBAHASAN
A. Asal Mula Kejadian Alam Semesta
1. Pegertian
Alam semesta atau jagat raya adalah suatu ruangan yang maha besar yang didalamnya terdapat kehidupan yang biotik dan abiotik, serta didalamnya terjadi segala peristiwa alam baik yang dapat diungkapkan manusia maupun yang tidak dapat diungkapakan.
B. Teori Mengenai Alam Semesta
Ada beberapa teori mengani alam semesta antara lain adalah sebagai berikut :
1. “Big BangTeory” yang menganggap bahwa alam semesta ini terjadi akibat dari ledakan satu gumpalan zat raksasa. Dengan kata lain, bahwa alam semesta ini asalnya berupa satubenda raksasa saja, kemudian pecah akibat tekanan tenaga dalam ditengah-tengahnya sehingga pecah menjadi berkeping-keping dan kepingan itu menjadi benda-benda alam.
2. “Stady State Theory” yaitu anggapan orang yang mengatakan bahwa alam semesta ini sudah ada selamnya seperti susunan sekarang ini. Dan zat-zat terus menerus terbentul.
3. “Occilating Theory” yaitu pendapat yang mengatakan bahwa alam semesta ini tetap dalam keadaan melar dan menciut dalam jangka waktu ribuan juta tahun.
C. Asal Mula Kejadian Alam Menurut Ilmu Pengatahuan
George Ganow berpendapat : pada saat-saat permulaan dari timbulnya akan alam semesta ini, ialah semua massa (benda-benda) yang akan membentuk alam semesta seperti galaxy-galaxy, semua nabula gas-gas, matahari, bintang-bintang, seluruh planet dan satelit serta zat-zat kosmos lainnya, berkumpul menjadi satu dibawah tekananyang maha tinggi dan sangat kuat, sehingga menyebabkan pecah dan runtuh berantakan (collapse). Hal ini yang disebut meledak dengan berkeping-keping, keping-kepingan itu akhirnya menjadi bintang-bintang, matahri kita, planet-planet, sateli-sateli, galaxy-galaxy, nabula, benda-benda semesta lainya bertaburan memenuhi ruang kosong.
D. Asal Mula Terjadinya Alam Menurut Al-Qur’an
Proses terjadinya alam menurut Al-Qur’an ialah sebagai berikut :
1. Allah SWT menjelaskan dalam Al-Qur’an yang berbunyi :
 Artinya : “Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih merupakan asap … “ (Q.S.Fushilat : 11)
Ayat tersebut jelas menunjukkan bahwa langit pada mulanya berupa asap, dengan demikian, tidak mustahil apabila bumi dahulunya berasaldari asap atau gas juga, mengingat bumi asalnya bersatu dengan langit.
2. Didalam Al-Qur’an juga diterangkan yang artinya :
“Apakah kamu yang lebih sulit penciptaannya atau kah langit ? Allah telah membinanya, Dia meninggikan bangunannya lalu menyempurnakannya. Dia menjadikan malamnya gelap gulita dan menjadikan siangnya terang benderang. Dan bumi sesudah itu dihamparkan-Nya”(An-Nazi’at Ayat 27-30)
Ayat-ayat tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa tatkala langit belum disempunakan. Belum ada siangdan malam, maka bumi belum terhampar, dengan demikian mungkin ia masih labil. Cair dan belum menentu wujudnya, dan mungkin tidak rata, benjol-benjol sekali, tetapi setelah langit disempurnakan segala sesuatunya, dan siang malam diadakan, maka jadilah bumi ini terhampar karena pengaruh hal tersebut.
Kami akan coba menjelaskan prosesnya sebagai berikut:
”Apakah kamu lebih sulit penciptaanya ataukah langit? Allah telah membinanya [27] Dia meninggikan bangunannya lalu menyempurnakannya [28] dan Dia menjadikan malamnya gelap gulita, dan menjadikan siangnya terang benderang [29] Dan bumi sesudah itu dihamparkan-Nya [30] Ia memancarkan daripadanya mata airnya, dan (menumbuhkan) tumbuh-tumbuhannya [31] Dan gunung-gunung dipancangkan-Nya dengan teguh [32] (semua itu) untuk kesenanganmu dan untuk binatang-binatang ternakmu [33]”
(Q.S. An-Nazi’at: 27-33)
Dari sejumlah ayat Al-Qur’an yang berkaitan dengan enam masa, Surat An-Nazi’at ayat 27-33 tersebut dapat menjelaskan tahapan enam masa secara kronologis. Urutan masa tersebut sesuai dengan urutan ayatnya, sehingga dapat diuraikan sebagai berikut:
  • Masa I (”Apakah kamu lebih sulit penciptaanya ataukah langit? Allah telah membinanya [27]): penciptaan langit pertama kali
Pada Masa I, alam semesta pertama kali terbentuk dari ledakan besar yang disebut ”big bang”, kira-kira 13,7 milyar tahun lalu. Bukti dari teori ini ialah adanya radiasi kosmik di langit yang berasal dari semua arah. Bigbang adalah awal penciptaan runag, waktu, dan materi. Mareti awal awal Hidrogen. Hidrogen menjadi bahan pembentuk bintang, dalam bahasa Al-Quran disebut dukhan. Awan hidrogen itu berkondensasi sambil berputar dan memadat. Ketika temperatur dukhan mencapai 20 juta derajat celcius, mulailah terjadi reaksi nuklir yang membentuk Helium. Reaksi nuklir inilah yang menjadi sumber energi bintang dengan mengikuti persamaan E=mc2, besarnya energi yang dipancarkan sebanding dengan selisih massa (m) Hidrogen dan Helium.
Selanjutnya, angin bintang menyembur dari kedua kutub bakal bintang itu (protostar), menyebar dan menghilangkan debu yang mengelilinginya. Sehingga, selimut gas yang tersisa berupa piringan, yang kemudian membentuk planet-planet. Awan Hidrogen dan bintang-bintang terbentuk dalam kumpulan besar yang disebut galaksi.
Di alam semesta galaksi sangta banyak membentuk struktur filamen (untaian) dan void (rongga). Jadi, alam semesta yang kita kenal sekarang bagaikan kapas, terdapat bagian yang kosong dan bagian yang terisi

  • Masa II (Dia meninggikan bangunannya lalu menyempurnakannya [28]): pengembangan dan penyempurnaan
Dalam ayat 28 di atas terdapat kata ”meninggikan bangunan” dan ”menyempurnakan”. Kata ”meninggikan bangunan” ditafsirkan dengan alam semesta yang mengembang, sehingga galaksi-galaksi saling menjauh dan langit terlihat makin tinggi. Ibaratnya sebuah roti kismis yang semakin mengembang, dengan kismis tersebut dianggap sebagai galaksi. Jika roti tersebut mengembang maka kismis tersebut pun akan semakin menjauh satu sama lain.
Mengembangnya alam semesta sebenarnya adalah kelanjutan big bang. Jadi, pada dasarnya big bang bukanlah ledakan dalam ruang (seperti meledaknya bom), melainkan proses pengembangan ruang alam semesta secara cepat.
Sedangkan kata ”menyempurnakan”, menunjukkan bahwa alam ini tidak serta merta terbentuk, melainkan dalam proses evolusi yang terus berlangsung. Kelahiran dan kematian bintang yang terus terjadi. Penyempurnaan alam terus berlangsung.
  • Masa III (Dia menjadikan malamnya gelap gulita, dan menjadikan siangnya terang benderang [29): pembentukan tata surya termasuk Bumi
Surat An-Nazi’ayat 29 menyebutkan bahwa Allah menjadikan malam yang gelap gulita dan siang yang terang benderang. Ayat tersebut dapat ditafsirkan sebagai penciptaan matahari sebagai sumber cahaya dan Bumi yang berotasi, sehingga terjadi siang dan malam. Pembentukan tata surya sama dengan proses pembentukan bintang umumnya, dari dukhan, walau sudah tidak murni Hidrogen lagi.
  • Masa IV (bumi sesudah itu dihamparkan-Nya [30]): Evolusi Bumi
Penghamparan yang disebutkan dalam ayat 30, dapat diartikan sebagai pembentukan superkontinen Pangaea di permukaan Bumi yang kemudian terpisah-pisah menjadi beberapa benua.
Masa III hingga Masa IV ini juga bersesuaian dengan Surat Fushshilat ayat 9 yang artinya, “Katakanlah: ‘Sesungguhnya patutkah kamu kafir kepada yang menciptakan bumi dalam dua masa dan kamu adakan sekutu-sekutu bagi-Nya?’ (Yang bersifat) demikian itu adalah Rabb semesta alam”.
  • Masa V (Ia memancarkan daripadanya mata airnya, dan (menumbuhkan) tumbuh-tumbuhannya [31]): pengiriman air ke Bumi melalui komet
Ayat ini menceritakan mulai adanya air di bumi dan makhluk hidup yang pertama adalah tumbuhan. Air di bumi, berdasarkan kajian astronomi tidak dihasilkan sendiri oleh bumi, tetapi berasal dari komet yang menumbuk Bumi. Hal ini dibuktikan dari rasio Deuterium dan Hidrogen pada air laut yang sama dengan rasio pada komet. Deuterium adalah unsur Hidrogen yang massanya lebih berat daripada Hidrogen pada umumnya.
  • Masa VI (Dan gunung-gunung dipancangkan-Nya dengan teguh [32] (semua itu) untuk kesenanganmu dan untuk binatang-binatang ternakmu [33]”): proses geologis serta lahirnya hewan dan manusia
Dalam ayat 32 di atas, disebutkan ”…gunung-gunung dipancangkan dengan teguh.” Artinya, gunung-gunung terbentuk setelah penciptaan daratan, pembentukan lautan air, dan munculnya tumbuhan pertama. Gunung-gunung terbentuk dari interaksi antar lempeng ketika superkontinen Pangaea mulai terpecah. Kemudian, setelah gunung mulai terbentuk, terciptalah hewan dan akhirnya manusia sebagaimana dalam suatu. Jadi, usia manusia relatif masih sangat muda dalam skala waktu geologi.
Jika diurutkan dari Masa III hingga Masa VI, maka empat masa tersebut dapat dikorelasikan dengan empat masa dalam Surat Fushshilat ayat 10 yang berbunyi, ”Dan dia menciptakan di bumi itu gunung-gunung yang kokoh di atasnya. Dia memberkahinya dan Dia menentukan padanya kadar makanan-makanan (penghuni)nya dalam empat masa. (Penjelasan itu sebagai jawaban) bagi orang-orang yang bertanya”.
Demikianlah penafsiran enam masa penciptaan alam dalam Al-Qur’an, sejak kemunculan alam semesta hingga terciptanya manusia. Wallahu a’lam bishshowab.


















tadsir tarbawi tentang objek pendidikan


PENDAHULUAN
 
Al Qur’an, kitab umat Islam di seluruh dunia. Bukan hanya sekedar kumpulan lembaran-lembaran yang dibaca dan mendapatkan pahala dengan membacanya. Namun lebih dari itu, Al Qur’an merupakan mukjizat yang abadi sampai hari akhir nanti, bahkan Al qur’an memberikan hujjah dan sebagai penolong di hari perhitungan amal kelak. Di dalam Al Qur’an terdapat kandungan pengetahuan yang tiada tara. Baik yang tersurat ataupun yang masih tersirat.
Umtuk mengetahui makna-makna dan hikmah-hikmah yang terdapat dalam Al Qur’an, perlu adanya penafsiran-penafsiran tentang ayat-ayatnya, dan semua itu terdapat dalam ilmu tafsir. Di antara ilmu-ilmu qur’an, tafsir merupakan ilmu yang mencakup berbagai disiplin ilmu. Di dalamnya terhimpun tafsir dari sudut balaghoh, nahwu, shorof, asbab nuzul, munasabah, hadits, tarikh, dan lain sebagainya.
Dalam menafsirkan ayat-ayat Al Qur’an diperlukan adanya ilmu yang luas. Maka dalam makalah ini akan dicoba menguraikan tafsir tentang ayat-ayat yang berhubungan dengan objek pedidikan, yakni QS. At Tahrim: 6, QS. Asy Syu’araa: 214, QS. At Taubah: 122, dan QS. An Nisaa’: 170.













 PEMBAHASAN
TAFSIR OBJEK PENDIDIKAN


A. QS. At Tahrim Ayat 6



            “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS. At Tahrim: 6)
 Dalam ayat ini terdapat lafadz perintah beruppa fi’ilŸ amr yang secara langsung dan tegas, yakni lafadz (peliharalah/ jagalah), hal ini dimaksudkan bahwa kewajiban setiap orang Mu’min salah satunya adalah menjaga dirinya sendiri dan keluarganya dari siksa neraka.
Dalam tafsir jalalain proses penjagaan tersebut adalah dengan pelaksanaan perintah taat kepada Allah SWT.
 Merupakan tanggung
Ÿ jawab setiap manusia untuk menjaga dirinya sendiri, serta keluarganya, sebab manusia merupakan pemimpin bagi dirinya sendiri dan keluarganya yang nanti akan dimintai pertanggungjawabannya. Sebagaimana sabda Rosuloulloh SAW. “Dari Ibnu Umar ra. Berkata: saya mendengar Rosululloh SAW. Bersabda: setiap dari kamu adalah pemimpin, dan setiap dari kamu akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya, seorang imam adalah pemimpin dan akan ditanyai atas kepemimpinannya, orang laki-laki adalah pemimpin dalam keluarganya dan akan ditanyai atas kepemimpinannya..... (HR. Bukhary-Muslim)
Ÿ Diriwayatkan bahwa ketika ayat ke 6 ini turun, Umar berkata: "Wahai Rasulullah, kami sudah menjaga diri kami, dan bagaimana menjaga keluarga kami?" Rasulullah SAW. menjawab: "Larang mereka mengerjakan apa yang kamu dilarang mengerjakannya dan perintahkanlah mereka melakukan apa yang Allah memerintahkan kepadamu melakukannya. Begitulah caranya meluputkan mereka dari api neraka. Neraka itu dijaga oleh malaikat yang kasar dan keras yang pemimpinnya berjumlah sembilan belas malaikat, mereka dikuasakan mengadakan penyiksaan di dalam neraka, tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepadanya.
Maka jelas bahwa tugas manusia tidak hanya menjaga dirinya sendiri, namun juga keluarganya dari siksa neraka. Untuk dapat melaksanakan taat kepada Allah SWT, tentunya harus dengan menjalankan segala perintahNya, serta menjauhi segala laranganNya. Dan itu semua tak akan bisa terjadi tanpa adanya pendidikan syari’at. Maka disimpulkan bahwa keluarga juga merupakan objek pendidikan.
 Dilihat dari ayat itu sendiri terdapatŸ hubungan antar kalimat (munasabah), bahwa manusia diharapkan seperti prilaku malaikat, yakni mengerjakan apa yang diperintah Allah SWT.
Ÿ Tafsiran: ayat ini menerangkan tentang ultimatum kepada kaum mu’minin (diri dan keluarganya) untuk tidak melakukan kemurtadan dengan lidahnya, meskipun hatinya tidak.
  Kesimpulan: ayat ini menunjukkanŸ perintah untuk menjaga diri dan keluarga dari api neraka, yang bisa disimpulkan juga merupakan untuk tarbiyah diri dan keluarga.

B. QS. Asy Syu’araa Ayat 214


“Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat.” (Q.S Asy Syu'ara': 214).
 SesuaiŸ dengan ayat sebelumnya (QS. At Tahrim: 6) bahwa terdapat perintah langsung dengan fi’il amar (berilah peringatan). Namun perbedaannya adalah tentang objeknya, dimana dalam ayat ini adalah kerabat-kerabat.
Ÿ ”Al Aqrobyn” mereka adalah Bani Hasyim dan Bani Mutalib, lalu Nabi saw. memberikan peringatan kepada mereka secara terang-terangan; demikianlah menurut keterangan hadis yang telah dikemukakan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim.
Namun hal ini bukan berarti khusus untuk Nabi SAW saja kepada Bani Hasyim dan Muthollib, tetapi juga untuk seluruh umat Islam. Sebab sesuai kaidah ushul fiqh:

”...dengan umumnya lafadz, bukan dengan khususnya sebab”
 Dilihat dari munasabah ayat, selanjutnya
Ÿ terdapat ayat ke-215

”Dan rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang yang mengikutimu, yaitu orang-orang yang beriman” (QS. Asy-Syu’araa: 215)
Jadi perintah ini juga berlaku untuk seluruh umat Islam.
 Asbab nuzul ayat ini, Ketika ayat ini turun Rasulullah SAWŸ bersabda: “Wahai Bani Abdul Muthalib, demi Allah aku tidak pernah menemukan sesuatu yang lebih baik di seluruh bangsa Arab dari apa yang kubawa untukmu. Aku datang kepadamu untuk kebaikan di dunia dan akhirat. Allah telah menyuruhku mengajakmu kepada-Nya. Maka, siapakah di antara kamu yang bersedia membantuku dalam urusan ini untuk menjadi saudaraku dan washiku serta khalifahku?” Mereka semua tidak bersedia kecuali Ali bin Abi Thalib. Di antara hadirin beliaulah yang paling muda. Ali berdiri seraya berkata: “Aku ya, RasulullahNabi. Aku (bersedia menjadi) wazirmu dalam urusan ini”. Lalu Rasulullah SAW memegang bahu Ali seraya bersabda: “Sesungguhnya Ali ini adalah saudaraku dan washiku serta khalifahku terhadap kalian. Oleh karena itu, dengarkanlah dan taatilah ia.” Mereka tertawa terbahak-bahak sambil berkata kepada Abu Thalib: “Kamu disuruh mendengar dan mentaati anakmu”
 Umat Islam adalah
Ÿ saudara bagi yang lain, maka harus saling mendidik dan menasehati. Sebagaimana sabda Nabi SAW :
  “ Dari Jarir Ibn Abdillah ra. Berkata: saya bersumpah setia kepada Rosululloh SAW untuk mendirikan sholat, menunaikan zakat, dan menasehati kepada setiap muslim”. (HR. Bukhory-Muslim)
Maka kerabat-kerabat kita terdekat merupakan juga objek dakwah dan tarbiyah.

C. QS. At Taubah: 122



”Tidak sepatutnya bagi orang-orang yang mukmin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.” (QS. At Taubah: 122)
 Dalam ayat ini juga terdapat dua lafadz fi’il amar yang
Ÿ disertai dengan lam amar, yakni (supaya mereka memperdalam ilmu agama) dan lafadz (supaya mereka membari peringatan),yang berarti kewajiban untuk belajar dan mengajar.
 Adapun proses belajar dan mengajar
Ÿ sangat dianjurkan oleh Nabi SAW. Sabda beliau:
 ”Dan darinya (Abu Hurairah ra. Sesungguhnya Rosululloh SAW bersabda: barangsiapa yang mengajak kepada petunjuk, maka baginya pahala orang yang mengikutinya tidak dikurangi sedikitpun dari padanya. (HR. Muslim)
Ÿ Asbab nuzulnya adalah Tatkala kaum Mukminin dicela oleh Allah bila tidak ikut ke medan perang kemudian Nabi saw. mengirimkan sariyahnya, akhirnya mereka berangkat ke medan perang semua tanpa ada seorang pun yang tinggal, maka turunlah firman-Nya berikut ini: (Tidak sepatutnya bagi orang-orang yang mukmin itu pergi) ke medan perang (semuanya. Mengapa tidak) (pergi dari tiap-tiap golongan) suatu kabilah (di antara mereka beberapa orang) beberapa golongan saja kemudian sisanya tetap tinggal di tempat (untuk memperdalam pengetahuan mereka)  yakni tetap tinggal di tempat (mengenai agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya) dari medan perang, yaitu dengan mengajarkan kepada mereka hukum-hukum agama yang telah dipelajarinya (supaya mereka itu dapat menjaga dirinya) dari siksaan Allah, yaitu dengan melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.  
Sehubungan dengan ayat ini Ibnu Abbas r.a. memberikan penakwilannya bahwa ayat ini penerapannya hanya khusus untuk sariyah-sariyah, yakni bilamana pasukan itu dalam bentuk sariyah lantaran Nabi saw. tidak ikut. Sedangkan ayat sebelumnya yang juga melarang seseorang tetap tinggal di tempatnya dan tidak ikut berangkat ke medan perang, maka hal ini pengertiannya tertuju kepada bila Nabi saw. berangkat ke suatu ghazwah.
Ÿ Kesimpulan: maka tidak sepatutnya seluruh kaum muslimin pergi berperang (jihad), namun harus ada juga yang harus belajar dan mengajar. Sebab proses tarbiyah sangat pentingbagi kukuhnya Islam. Rosul SAW bersabda (artinya): ”Di hari kiamat kelak tinta yang digunakan untuk menulis oleh para ulama akan ditimbang dengan darah para syuhada (yang gugur di medan perang)” (HR. Syaikhani)
D. QS. An Nisaa’: 170



”Wahai manusia, sesungguhnya telah datang Rasul (Muhammad) itu kepadamu dengan (membawa) kebenaran dari Tuhanmu, maka berimanlah kamu, itulah yang lebih baik bagimu. Dan jika kamu kafir, (maka kekafiran itu tidak merugikan sedikitpun kepada Allah) karena sesungguhnya apa yang di langit dan di bumi itu adalah kepunyaan Allah. Dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana” (Qs. An Nisa’: 170)
 Dalam ayat iniŸ Allah menyeru kepada manusia untuk beriman, sebab sudah ada Rosul (Nabi Muhammad SAW) yang diutus untuk membawa syari’at yang benar.
 DalamŸ tafsir disebutkan bahwa lafadz An Naas pada saat turunnya ayat adalah kepada ahli kafir Mekah.
 Adapun manusia, karena adanya kesamaan
Ÿ jenis, ukhuwah basyariyyah,maka dakwah dan tarbiyah kepada non muslim pun harus tetap dilakukan, tentunya dengan jalan yang baik.
 Nabi
Ÿ SAW bersabda:  ”Dari Abdullah Ibn ’Amr Ibn Al Ash ra. Berkata, sesungguhnya Nabi SAW besabda: sampaikanlah dariku walau sat ayat.....” (HR. Bukhory)
Kesimpulan: Maka manusia baik yang muslim maupun nonŸ muslim merupakan objek dakwah dan tarbiyah. Namun disini perlu diluruskan, bahwa proses dakwah dan tarbiyah tidak harus dengan kekerasan dan perang, tetapi dengan jalan yang hikmah, mauidzoh hasanah, dan argumen yang bertanggung jawab.





















PENUTUP
KESIMPULAN
Pendidikan atau tarbiyah merupakan proses penting untuk melaksanakan taat kepada Allah SWT dan menggapai ridhonya, sebab belajar dan mengajar diwajibkan dalam Islam.
Manusia seluruhnya merupakan objek pendidikan (tarbiyah dan dakwah), namun perlu adanya prioritas untuk kedua hal tersebut, yaitu dimulai dari diri sendiri, kemudian keluarga, kerabat, orang Islam, dan akhirnya kepada sesama manusia (non muslim)



















DAFTAR PUSTAKA


  1. Sayyid Ahmad Hasyimi. 1971. Mukhtarul Ahaditsun Nabawiyyah. Surabaya: Haromain.
 2. Drs. Moh. Harisuddin Cholil, M. Ag. 2009. Ushul Fiqh I. Kertosono: STAI Mifathul 'Ula.
 3. K. Ahmad Subhi Musyhadi. 1981. Misbahul Anam Syarh Bulughul Marom . Pekalongan: Maktabah Raja Murah
 4. Al Allamah Abu Zakariya Al Anshory. Tanpa tahun. Riyadhus Sholihin. Surabaya: Haromain
 5. Al Allamah Jalaluddin Al Mahally dan Al Allamah Jalaluddin As Suyuthi. Tanpa Tahun. Tafsir Jalalain. Surabaya: Darul Kutub Islamiyyah.
 6. http://tafsirtematis.wordpress.com/kajian-lain/
  7. http://c.1asphost.com/sibin/Alquran_Tafsir.asp?pageno=6&SuratKe=9#Top